Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meyakinkan kesiapan daerah setempat untuk membuka pintu pariwisata internasional pada Juli 2021, dengan mengacu pada berbagai indikator pendukungnya.
"Kesiapan pemerintahnya, kesiapan kesehatan masyarakatnya serta kesiapan fasilitas penunjang pariwisata sudah sangat baik," kata Wagub Bali dalam keterangan persnya diterima ANTARA di Denpasar, Rabu.
Wagub yang akrab disapa Cok Ace ini menyatakan kesiapan tersebut mengingat saat ini sebagian besar masyarakat Bali sudah mendapatkan vaksinasi dan telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Dari target 70 persen vaksinasi untuk 3 juta masyarakat Bali sudah lebih dari 50 persen yang sudah menerima (vaksin). Lalu untuk prokes, masyarakat Bali di posisi nomor satu secara nasional untuk disiplin pemakaian masker," ujarnya.
Baca juga: Kemenparekraf siapkan pariwisata berbasis vaksin di Bali
Ia menambahkan kesiapan Bali juga telah ditunjukkan dengan hotel dan fasilitas pariwisata yang berstandar CHSE serta kasus positif COVID-19 yang terkendali dengan korban meninggal yang minimal.
Selain itu, tiga kawasan telah dirancang sebagai kawasan hijau yakni Ubud, Nusa Dua dan Sanur dengan sistematis. Pola untuk wisatawan dari mulai datang, karantina dan dibolehkan ke kawasan hijau hingga kembali ke negaranya juga telah disiapkan.
"Kami semua sangat berharap Juli ini (dibuka). Meskipun belum 100 persen seperti dulu. Ada beberapa pola yang bisa kita coba," ucapnya.
Pria yang juga Ketua PHRI Bali itu mengatakan beberapa pola yang bisa dicoba seperti travel bubble yang memungkinkan kedatangan wisatawan antarnegara atau antar provinsi. Pola lainnya mencakup Essensial Traveler, Free Covid Corridor dan sebagainya.
"Setidaknya Juli ini kami harapkan tidak ada penundaan. Jika pun nantinya akan ada sistem buka tutup, masih bisa dilakukan andaikata kasus masih dinamis. Namun beberapa bulan ini kondisi pengendalian pandemi sangat bagus dan saya yakinkan kesiapan kami di Bali," ujar Cok Ace.
Meski demikian, kedatangan wisatawan ini tidak hanya terkait kesiapan Bali, tapi juga faktor eksternal lainnya seperti kondisi negara asal wisatawan, serta pandangan pemerintah pusat yang perlu pertimbangan bersama.
Baca juga: Ahli virologi: Untuk buka pariwisata Bali, Vaksinasi harus 70 persen
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho juga menyampaikan kesiapan Bali untuk membuka pariwisata internasional.
"Pemerintah Bali sangat serius mengendalikan pandemi dan menjaga ekonomi. Setelah dengan upaya pembukaan border domestik Bali terus berupaya membuka border internasional dengan upaya peningkatan fasilitas kesehatan dan vaksinasi," ucapnya.
Menurut Trisno, saatnya wisatawan masyarakat Indonesia dapat menikmati Bali sebagai ikon nasional.
"Objek wisata yang sudah siap, masyarakat yang sudah banyak tervaksin. Lalu zona hijau di Sanur, Nusa Dua, dan Ubud. Rumah sakit juga dipersiapkan. Jadi wisata bisa nyaman di Bali," katanya.
Bali, lanjut Trisno, merupakan destinasi indah dan baik, serta kedepannya, Bali, selain membangkitkan wisata, juga mengarah ke pariwisata berkualitas.
"Digital nomad, medical tourism dan ditambah infrastruktur pendukung yang dapat menyaingi Singapura maupun Kuala Lumpur," kata Trisno.