"Kegiatan Hari Raya Waisak ini hanya diikuti oleh 60 orang pengurus saja dari Keluarga Buddhis Theravda Indonesia (KBTI), dan juga pengurus vihara," kata Ketua Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Oscar Naib Wanouw saat ditemui di Vihara Buddha Sakyamuni, Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan pelaksanaan persembahyangan ini turut mengikuti aturan protokol kesehatan sesuai anjuran dari pemerintah.
Kata dia, bagi umat yang tidak bisa hadir bisa mengikuti siaran langsung secara virtual dengan semangat yang sama karena di vihara maupun di rumah pelaksanaan puja terhadap tiga peristiwa penting ini tetap terlaksana.
Kata dia, bagi umat yang tidak bisa hadir bisa mengikuti siaran langsung secara virtual dengan semangat yang sama karena di vihara maupun di rumah pelaksanaan puja terhadap tiga peristiwa penting ini tetap terlaksana.
"Dengan tidak bisa hadir umat seluruhnya, yang biasanya 3.000 orang, karena pandemi ya syukur bisa mengikuti walaupun streaming. Keyakinan pada Guru Agung kami tidak akan mengurangi manfaat dan pelaksanaan masing-masing," katanya.
Baca juga: Ketua Vihara Buddha Sakyamuni ajak semua umat merawat cinta kasih
Baca juga: Ketua Vihara Buddha Sakyamuni ajak semua umat merawat cinta kasih
Selain itu, pada pelaksanaan puja yang dimulai dari pukul 18.00 Wita tersebut, selanjutnya diikuti dengan pelepasan burung secara simbolik sebanyak 30 ekor.
Kata dia, apabila tidak dalam situasi pandemi biasanya melaksanakan pelepasan sampai 2.000 ekor burung, sebagai simbol rasa cinta kasih bahwa semua makhluk mengharapkan berbahagia.
Kata dia, apabila tidak dalam situasi pandemi biasanya melaksanakan pelepasan sampai 2.000 ekor burung, sebagai simbol rasa cinta kasih bahwa semua makhluk mengharapkan berbahagia.
"Setelah itu akan dilanjutkan dalam Dhammasala untuk Puja Bhakti menyambut Tri Suci Waisak menyongsong detik-detik Waisak yang jatuh saat ini pukul 19.13 Wita. Lalu dirangkai dengan anusasana dan diakhiri dengan hormat kepada Guru Agung Sang Buddha," katanya.
Sementara itu, salah satu perwakilan dari Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA) Kema Suri Febrianti mengatakan bahwa perayaan Hari Raya Waisak tahun ini terlihat berbeda.
"Kesannya berbeda karena tahun sebelumnya rame karena bisa merayakan sama teman dan keluarga tapi karena pandemi jadi yang bisa sedikit saja," katanya.
Jika membandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, kata Kema ada kegiatan nyanyi bersama dan kumpul bersama yang dilakukan.