Denpasar (Antara Bali) - Perayaan Waisak Santhuticitta 2558 di Vihara Buddha Sakyamuni Jalan Gunung Agung Kota Denpasar dipadati ribuan umat Buddha, dengan menghadirkan penceramah Bhikku Tejanando Thera, Sabtu malam.
Bhikku Tejanando dalam pesannya kepada umat Buddha agar mengedepankan kedamaian lahir dan batin. Dan diharapkan kepada umat Buddha menjadi teladan dalam menjaga kehidupan semua makhluk agar bahagia.
"Antarsesama umat manusia di dunia harus menjaga perdamaian dan saling memberi kasih sayang. Masyarakat Indonesia harus semua menyadari dengan pluralisme, namun tetap dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika," ucapnya.
Oleh karena itu, kata dia, perbedaan dalam kepercayaan dan tata cara menyembah Tuhan adalah cerminan dari pluralisme, namun semuanya percaya atas kebesaran Tuhan yang Maha Esa.
Semangat memupuk persatuan dan kesatuan di Nusantara ini, kata dia, harus mampu diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Umat manusia harus mampu saling hidup berdampingan dan tolong-menolong dalam suka maupun duka. Ketika ada musibah harus melakukan perbuatan kemanusian tanpa melihat dari mana asal usulnya. Dengan perbuatan itu adalah sebagai wujud cinta kasih kepada sesama manusia sebagai makhluk sosial," ujarnya.
Bhikku Tejanando mengharapkan semua umat harus mampu berpikir yang postif, perkataan yang sopan dan perbuatan yang baik.
"Karena tiga perbuatan ini jika bisa diterapkan, maka umat manusia dunia akan mendapatkan kedamaian dan kebahagian," katanya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Bali, Pandita Madya Sudiarta Indrajaya mengatakan tema Tri Suci Waisak 2558 tahun 2014 adalah, "Kerukunan Dasar Keutuhan".
Dikatakan, tema yang ditetapkan Sangha Theravada Indonesia secara nasional dengan mengandung tiga aspek, yaitu rukun dari dalam diri sendiri, tidak memunculkan atau menjadi sumber konflik, sehingga keutuhan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara terpelihara dengan baik.
Sudiarta Indrajaya lebih lanjut mengatakan Umat Buddha tetap akan menggunakan hak pilih sebagai warga negara Indonesia dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI.
"Kami berharap Pilpres dapat berjalan baik, demokratis, jujur dan adil serta kita tetap bisa hidup rukun meski berbeda, sebagaimana yang diamanatkan ideologi negara kita Pancasila. Semoga kita rakyat Indonesia mendapatkan pemimpin yang terbaik dan mampu menjaga keutuhan bangsa untuk menuju kesejahteraan dan kedamaian," katanya.
Pada puncak perayaan, Waisak Santhuticitta dipentaskan Operet "Sopaka" yang dimainkan150 anak-anak sekolah minggu Buddhis dan Patria.
Operet "Sopaka" diprakarsai Kepala Sekolah Minggu Buddhis Vihara Buddha Sakyamuni, Aeni Riawati,S.Ag. Operet ini merupakan kisah perjalanan Sang Buddha. Diceritakan dalam perjalanan hidupnya Buddha banyak mengajarkan dan menolong para makhluk untuk menuju jalan Dhamma. (WDY)