Denpasar (Antara Bali) - Umat manusia diingatkan untuk senantiasa menjaga kerukunan antarsesama untuk memaknai Perayaan Tri Suci Waisak 2558 di tengah tahun politik menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, 9 Juli 2014.
"Di awal kita harus rukun dengan diri terlebih dulu, baru kepada orang lain. Otomatis di pertengahan tidak ada konflik. Kalau kita bisa rukun, akan menjadi utuh dan satu kesatuan," kata Ketua Dayakasabha Vihara Buddha Sakyamuni Oscar Naib Wanouw di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan tema perayaan Waisak tahun 2014 yang mengetengahkan "Kerukunan Dasar Keutuhan".
Dia menjelaskan bahwa tema perayaan tersebut sesuai dengan tahun politik pasca-Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD dan menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014.
"Ini sangat relevan karena saat pemilu anggota legislatif, kita berbeda-beda pilihan. Sekarang tinggal Pilpres tetap menjaga kerukunan walaupun pilihan berbeda untuk negara yang besar dan negara yang utuh," imbuhnya.
Ia mengharapkan umat manusia, khususnya umat Buddha, untuk senantiasa berlatih ke dalam diri dengan mengurangi tiga musuh yang kerap melanda diri manusia, yakni ketamakan, kebencian, dan keakuan, yang dinilai membuat pecahnya kerukunan.
Oscar lebih lanjut menjelaskan bahwa prinsip kerukunan itu mencakup tiga hak, yakni sikap rukun, pencegahan konflik, dan persaudaraan.
"Sikap batin rukun adalah pengendalian nafsu keinginan egois. Nafsu keinginan egois menimbulkan pertikaian ego seseorang atau kelompok orang dengan kepentingan pihak lain sehingga menimbulkan konflik dan ketegangan dalam masyarakat," ucapnya.
Untuk itulah, kata dia, sesuai dengan pesan para biku, umat diharapkan menerapkan rasa persaudaraan atau keutuhan yang menjadikan keselarasan hidup bermasyarakat.
"Kita harus bisa menahan diri dan tidak mengumbar nafsu agar bisa bijak dalam menentukan pilihan pada Pilpres mendatang," kata Oscar. (WDY)