Denpasar (ANTARA) - Kapal-kapal Tiongkok yang ikut serta dalam Operasi Salvage telah melakukan 13 kali operasi bawah laut selama proses pencarian dan pengangkatan pecahan-pecahan badan kapal KRI Nanggala-402.
"Sampai hari ini alat penyelam Shenhai Yongshi sudah melakukan 13 kali operasi di bawah laut secara mendasar sudah mengetahui keadaan reruntuhan kapal selam di bawah laut saat ini, mengumpulkan banyak gambar dan video. Semua itu sudah diserahterimakan ke pihak Indonesia pada waktu pertama," kata Atase Pertahanan Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia Senior Colonel Chen Yong Jing dalam keterangan pers di Lanal Denpasar, Bali, Selasa.
Baca juga: Pangkoarmada II: Posisi badan tekan KRI Nanggala-402 belum ditemukan
Ia mengatakan bahwa kapal-kapal Tiongkok telah bekerja sama erat dengan TNI AL selama menjalankan tugas Salvage ini.
Menurut dia, kedua belah pihak sudah menjalankan empat kali koordinasi menjaga komunikasi yang erat mengenai perkembangan Salvage.
"Saat ini tugas kapal kami sudah beralih dari tahap observasi ke tahap pengangkatan. Sebagaimana diketahui bahwa pengangkatan di bawah laut yang sangat dalam adalah masalah yang sangat rumit di seluruh dunia. Kami akan berupaya penuh melaksanakan pengangkatan di bawah laut berdasarkan keadaan nyata di bawah laut dan juga kemampuan kapal-kapal kami sendiri," katanya.
Kapal-kapal Tiongkok yang ikut serta dalam tugas SAR ini, terdiri dari Nantuo-195, Yongxindao-863, dan Tan Suo-2. Selain itu, kapal-kapal kami diperkuat puluhan personel termasuk tim penyelam, tim medis, tim alat subsunk rescue, dan lain-lain.
Baca juga: Pangkoarmada II: KRI Nanggala murni kecelakaan, bukan meledak
Sebelumnya, pihak Tiongkok telah menjaga komunikasi erat dengan pihak Indonesia dan mengirimkan kapal-kapal angkatan laut di lokasi kejadian untuk membantu tugas search and rescue pada 26 April 2021. Kemudian, pada 1 Mei 2021 kapal-kapal tersebut tiba di lokasi kejadian, segera membangun komunikasi dengan kapal-kapal TNI AL dan melakukan observasi objek di bawah laut.
Dalam Operasi Salvage ini, pihak TNI AL mengerahkan enam kapal perang, di antaranya KRI Rigel-963, KRI Yos Sudarso-353, KRI Hasan Basri-382, KRI Teluk Banten-516, KRI Pulau Rengat-711, dan KRI Soputan-923.
Latihan VBSS d Bali
Komandan KRI Yos Sudarso - 353 Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz menjelaskan kesempatan berada di laut secara bersamaan dengan KRI lainnya yaitu KRI Hasan Basri - 382 yang dikomandani Letkol Laut (P) Agung Maulana tidak boleh disia-siakan, beberapa serial latihan juga dilatihkan untuk mempertahankan naluri tempur prajurit.
Selain itu pula latihan ini digelar untuk tetap menjaga kesiapsiagaan prajurit pengawak KRI untuk melaksanakan pemeriksaan dan inspeksi kapal-kapal yang dianggap mencurigakan atau bahkan sudah menjadi target operasi karena melakukan tindak kejahatan di laut.
Baca juga: 16 keluarga awak KRI Nanggala 402 di Surabaya terima tali asih
Di tempat terpisah, Danguskamla Koarmada II, Laksma TNI I Gung Putu Alit Jaya, selaku DAN GT Salvage menyampaikan bahwa selama melaksanakan pengamanan, naluri tempur Prajurit tetap harus terus dibina termasuk dalam pelaksanaan operasi keamanan laut dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Danguskamla menambahkan hal ini sejalan dengan prioritas KASAL Laksamana TNI Yudo Margono dalam pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional dan juga peningkatan kemampuan TNI AL dalam menghadapi ancaman bersifat non-konvensional.