Pedungan, Denpasar Selatan, Bali.
"Korban sudah berada di Bali sejak bulan Februari 2020 dan belum pernah pulang ke asalnya, Medan. Dari keterangan adik korban, bahwa korban sempat mengalami demam dan sesak nafas, kemudian melakukan pengecekan seorang diri ke klinik utama Quantum pada (15/9) lalu," kata Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol I Nyoman Wirajaya saat dikonfirmasi di Denpasar, Kamis.
Ia menjelaskan dari keterangan adik korban, Jenti bahwa setelah menerima hasil cek kesehatan pada (15/9) pukul 19.00 wita, korban sempat meminta bantuan untuk dibawa ke dokter, karena sudah tidak tidak mampu mengendarai sepeda motor.
Selanjutnya, pada (16/9) pukul 08.00 wita adik korban kembali memeriksa keadaan korban dan sempat juga memasak bubur untuk korban. Saat itu kondisi badan korban sudah tidak panas, namun masih merasakan sesak nafas.
"Sekitar pukul 21.00 wita, adik korban mendatangi korban untuk melihat kondisinya. Namun pada saat mengetok pintu tidak ada respons dari dalam dan kamar keadaan terkunci. Lalu, adik korban meminta bantuan tetangga kos untuk memanjat dari balkon samping kamar. Setelah berhasil masuk ke kamar kos ternyata korban didapati telah meninggal dunia," ucap Kapolsek.
Nyoman Wirajaya mengatakan setelah mengetahui informasi tewasnya korban dalam indekos ini, pihak Polresta Denpasar langsung melakukan olah TKP pada (17/9) pukul 01.00 wita.
Adapun dari hasil identifikasi bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Lalu, saat di TKP korban ditemukan dalam posisi tidur miring di lantai, dan tidak memakai baju hanya memakai celana pendek. Selain itu, petugas kepolisian juga menemukan obat-obatan di kamar korban.
Sekitar pukul 03.40 wita Tim Sar Brimob Polda Bali bersama BPBD Denpasar melakukan evakuasi, yaitu menurunkan tubuh korban dari lantai dua. Setelah korban dievakuasi, selanjutnya korban di masukan ke Ambulan BPBD menuju RSUP Sanglah.