"Kami menerima permohonan dari KBRI Bangkok untuk mengirimkan instruktur tari dan tabuh," kata Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof Dr I Wayan Rai, di Denpasar, Jumat.
Instruktur yang diharapkan lulusan ISI Denpasar itu nantinya akan diangkat menjadi staf di KBRI di Bangkok.
Menurut dia, surat KBRI yang baru diterima itu segera disosialisasikan kepada para alumnus lembaga pendidikan tinggi seni satu-satunya di Bali tersebut dengan harapan ada lulusan yang bisa memanfaatkan peluang tersebut.
Hal itu juga merupakan salah satu realisasi dari kerja sama yang dirintis ISI Denpasar dengan kedutaan besar Ri di mancanegara, ucapnya.
Sebelumnya I Made Agus Wardana, alumnus ISI Denpasar telah mengemban tugas sebagai staf pendidikan sosial budaya di KBRI Brusel, Belgia, sekaligus mengajar seni tari dan tabuh bagi masyarakat di negara tersebut.
Tugas yang diembannya itu sudah lama sejak Pemprov Bali membantu seperangkat gamelan kepada KBRI Brusel pada 1995.
Agus Wardana yang baru-baru ini berkunjung ke ISI Denpasar saat pulang ke kampung halamannyai menjelaskan, tumbuhnya grup-grup kesenian Bali tersebut mampu menjadikan Belgia sebagai pusat kebudayaan Bali di Eropa.
Sebagian besar grup kesenian Bali yang berkembang di Belgia itu berdampak positif terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia di Belgia, sekaligus meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional.
Selain Agus Wardana, I Nyoman Kariasa, S.Sn, dosen ISI Denpasar juga pernah mengemban tugas di KBRI Paris, Prancis, untuk mengajar tabuh dan tari Bali kepada masyarakat di negara tersebut.(*/T007)