Gianyar, Bali (ANTARA) - Bupati Gianyar I Made Mahayastra berjanji akan menambah luas area Budi daya tanaman apel di desa Sanding, Kecamatan Tampak Siring, Gianyar, setelah melihat langsung petani apel sukses kembangkan buah itu di daerahnya.
“Dengan adanya kebun apel ini akan menjadi daya tarik baru bagi pariwisata Gianyar, apalagi jika dipadukan dengan konsep agrowisata baik dari edukasinya maupun panennya. Tentu hal ini akan berdampak baik bagi perekonomian masyarakat sekitar. Kami akan bantu perluasan area budi daya tanaman apel ini”, katanya di Gianyar, Senin.
Bupati Gianyar Made Mahayastra yang sempat melihat langsung kebun apel di Desa Sanding mengaku senang kalau di wilayahnya bisa dikembangkan tanaman apel. Apalagi sebagai daerah tujuan pariwisata juga bisa menjadi destinasi wisata baru yang ada di Gianyar di samping mampu meningkatkan pendapatan petani.
Berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (DPL), Kecamatan Tampaksiring memiliki iklim yang cocok untuk budidaya apel. Ditambah lagi dengan luas lahan sawah seluas 1.478 Ha dan lahan bukan sawah sebesar 1.700 Ha menjadikan Tampaksiring sebagai tempat potensial untuk budidaya apel.
Sanding adalah salah satu desa di Kecamatan Tampaksiring yang mulai membudidayakan apel sejak 1,5 tahun lalu. Keberhasilan budi daya apel di sana membantah anggapan bahwa apel tidak dapat tumbuh di wilayah kabupaten Gianyar.
Pemilik kebun apel Ketut Suryadi Putra mengungkapkan bahwa tanaman apelnya mulai berbuah saat berumur 1,5 tahun. Idealnya, tanaman apel mulai belajar berbuah saat berumur 2 tahunan.
“Ada yang bilang tanaman apel akan susah tumbuh di sini, tapi kan kita lihat sekarang tanaman apel sudah mulai belajar berbuah padahal baru berumur 1,5 tahun di mana biasanya umur 2 tahun baru belajar berbuah” ucap Ketut Suryadi.
Suryadi menuturkan, tanaman apel dapat tumbuh di atas ketinggian 500 meter DPL dengan pencahayaan yang bagus. “Tanaman apel dapat tumbuh di permukaan tanah dengan ketinggian 500 meter DPL. Kalau suhu tidak begitu masalah asalkan tanaman mendapatkan sinar matahari langsung” tuturnya.
Apel menjadi pilihan Ketut Suryadi karena melihat banyaknya permintaan apel di Bali khususnya Gianyar. Entah digunakan untuk sesajen, parcel, atau dikonsumsi langsung karena kandungan gizinya yang bagus. Ditunjang dengan kondisi tanah yang ada sangat bagus dimanfaatkan untuk budi daya apel.
Menjaga kualitas buah apel agar lebih besar, Ketut Suryadi hanya menyisakan tiga buah dalam satu cabang pohon apel. Jika dilihat dari potensinya, 1 tanaman apel mampu menghasilkan 20 sampai dengan 30 kg apel setiap panennya.
Dengan mengambil jarak tanam apel 4 dan 2,5 meter maka dalam satu are lahan akan terdapat 20 pohon apel. Jadi dengan luas lahan 1 are saja, dalam sekali panen pohon apel berpotensi menghasilkan 400 kg sampai dengan 600 kg apel.