Singaraja (ANTARA) - Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten Buleleng tahun 2020 akan dimeriahkan dengan pagelaran kesenian dari tiga negara perwakilan anggota UNESCO.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Drs. I Made Sudiarba di Singaraja, Selasa, mengatakan memang terdapat konsep tambahan pada agenda budaya di Buleleng tahun 2020.
"Dalam PKB selama satu minggu, para penari dari tiga negara itu, selain menari, juga memiliki kegiatan sosial dan juga kebersihan lingkungan. Mereka akan membawa tarian masyarakat atau folk dance," katanya.
Baca juga: Koster harapkan kritik untuk PKB
Saat audensi dengan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Kantor Bupati Buleleng, ia menjelaskan, keputusan untuk mendatangkan perwakilan seniman dari tiga negara itu masih pada kajian dan pengambilan keputusan.
Salah satu yang sudah disetujui oleh pimpinan adalah dari California, Amerika Serikat, yaitu tarian dan musik kolaborasi dengan kebudayaan Bali. "Nanti, akan ada anak-anak dan juga mahasiswa dari California. Mereka akan berkolaborasi pada seni musik dan tarian," katanya.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan pembangunan tidak bisa hanya dilihat dari pembangunan fisik semata seperti seberapa banyak gedung dan jalan dibangun.
"Namun, pembangunan non fisik seperti pembentukan karakter masyarakat juga sangat penting. Salah satunya melalui agenda-agenda budaya, seperti PKB Buleleng," katanya.
Baca juga: Seniman Bali-Singapura tampilkan wayang inovatif
Menurut Bupati Agus Suradnyana, membangun karakter masyarakat yang berbasis budaya itu sangat susah. Budaya itu bisa membentuk orang untuk lebih cinta dan lebih santun.
"Membangun mental dan karakter tidak bisa diukur dengan ukuran pasti. Namun, dengan karakter yang berbasis budaya, masyarakat luar bisa merasakan Buleleng lebih aman dan orang-orangnya lebih toleran. Ini mahal. Kita harus bisa membangun karakter yang berbasis budaya secara tepat dan benar," katanya.
Agenda-agenda budaya yang digelar pada tahun 2020 juga diharapkan membentuk karakter masyarakat. "Ini menjadi terkait dan otomatis terjadi, seperti situasi Buleleng saat ini. Buleleng sudah lebih nyaman dan banyak masyarakat mulai berkesenian," katanya.
Selain itu, pengembangan pariwisata juga tidak akan berarti tanpa adanya atraksi kebudayaan. "Atraksi kebudayaan yang ada sangat mendukung perkembangan dan keberlanjutan pariwisata," kata Agus Suradnyana.
Ia pun mengajak masyarakat untuk memahami secara lebih mendalam tentang pentingnya agenda kegiatan budaya seperti festival yang sudah berjalan selama ini. Pola pikir masyarakat harus terintegrasi. Tidak lagi berpikir secara parsial. Semuanya harus terintegrasi.
"Ini komunitas. Pembentukan karakter bisa dijalankan di komunitas-komunitas seperti komunitas seni dan budaya," ajaknya.
Mengenai persiapan awal agenda kegiatan budaya tahun 2020, Bupati meminta kepada Dinas Kebudayaan untuk ada inovasi-inovasi baru. Ada hal-hal yang bisa dielaborasi dan diangkat, termasuk mana yang belum pernah ditampilkan.
"Jadi, sifatnya lebih pemberdayaan dan lebih melestarikan budaya-budaya yang ada. Ini penting. Sekali lagi, untuk pembentukan karakter masyarakat Buleleng," katanya.