Denpasar (Antara Bali) - PT Pupuk Kalimantan Timur mendapat tanggung jawab dari pemerintah dalam pelaksanaan gerakan peningkatan produksi pangan berbasis korporasi (GP3K) di beberapa provinsi di Indonesia dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
"Kami diberi tanggung jawab oleh pemerintah, khususnya pada program GP3K seluas 13.000 hektare di daerah Sulawesi Selatan dan 5.000 hektare di Bali," kata Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Aas Asikin Idat di Tabanan, Bali, Sabtu.
Pada acara panen padi perdana dalam rangka program gerakan peningkatan produksi pangan berbasis korporasi (GP3K) di Subak Manik Menuh, Tabanan itu, ia mengatakan, untuk panen program tersebut telah dilaksanakan di Sulawesi Selatan dengan rata-rata 8,7 ton per hektare atau meningkat rata-rata dua ton dari sebelumnya.
"Khusus untuk di Subak Manik Menuh, jenis varietas padi yang ditanam adalah inpari-7. Dengan pemupukan yang tepat maka pada panen kali ini produksi yang dihasilkan sebanyak 7,87 ton gabah kering panen (GKP) per hektare," ujarnya yang didampingi Direktur Utama PT Pusri (persero) Arifin Tasrif.
Begitu juga pada jenis varietas inpari-10 produksi yang dihasilkan saat panen sebanyak 6,98 ton GPK per hektare dan varietas cigeulis sebanyak 10 ton GKP per hektare.
Dikatakan, salah satu kunci keberhasilan dari produksi padi dalam program GP3K adalah penggunaan pupuk majemuk NPK (nitrogen, phospor dan kalium), karena pupuk ini mengandung unsur hara yang lengkap yang sangat dibutuhkan tanaman.
Dalam program GP3K ini, kata dia, petani didorong untuk menggunakan pupuk NPK dan juga pupuk organik, dengan pola dosis 1-3-5, yaitu 100 kilogram, 300 kg NPK dan 500 kg pupuk organik.(*)