Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat kunjungan wisatawan Australia ke Bali meningkat menjadi 118.556 kunjungan selama 2019, dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang tercatat 104.010 kunjungan, baik melalui jalur penerbangan maupun laut.
"Pariwisata di Bali menunjukkan isyarat perbaikan dari pelemahan sejak Agustus 2018 di mana beberapa indikator pariwisata melambat sampai dengan Juli 2019," kata Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho, saat dijumpai di Kantor BPS Bali, Denpasar, Kamis.
Menurut dia, isyarat perlambatan itu masih dirasakan, namun untuk indikator Agustus 2019, isyarat itu mulai membaik dan ada perbaikan untuk ke depan.Adi memperkirakan penurunan kunjungan wisatawan asing pada 2018 disebabkan perang dagang internasional yang ikut menyumbang berkurangnya minat berwisata.
"Karena alasan itu, daya beli terganggu dan selera untuk bersenang-senang juga terganggu," kata Adi. Menurut Adi, pengaruh tarif penerbangan nasional yang saat ini belum kembali ke situasi bagus juga mungkin menjadi penyebab turunnya minat berwisata.
"Bukan mustahil juga pembangunan destinasi wisata selain Bali juga menjadi pertimbangan kunjungan wisatawan, sehingga sebagian wisatawan yang dulu mengarah ke Bali sekarang mencoba destinasi lain," ucapnya.
Baca juga: BPS: Amerika pangsa ekspor Bali terbesar
Selain Australia, tiga negara lain yang kunjungannya mulai meningkat yaitu Prancis menjadi 35.942, Jepang menjadi 33.474, dan Inggris menjadi 31.265. Kunjungan wisatawan asal Tiongkok menurun dari 136.424 pada 2018 menjadi 109.028 pada 2019.
Selain itu, adanya travel advice, menurut Adi mungkin juga mempengaruhi kedatangan wisatawan asing khususnya Australia. "Beberapa negara yang salah satu yang kami dengar Australia memberikan travel advice untuk berhati-hati mengunjungi Indonesia karena konon mereka mengkhawatirkan tentang UU yang sempat menimbulkan gejolak itu," ucap Adi.
"Mereka menasihati warganya untuk berhati-hati berkunjung ke Indonesia mungkin juga hal itu, ada pengaruhnya," lanjut Adi.