Negara (ANTARA) - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Jembrana, Bali mengimbau mahasiswa khususnya yang kuliah di kampus tersebut untuk menahan diri dan waspada terhadap provokasi, untuk ajakan demonstrasi yang berujung pada kerusuhan dan kerusakan.
"Menyikapi unjuk rasa belakangan ini yang berujung kerusuhan dan kerusakan, kami merasa prihatin. Karena itu kami mengimbau mahasiswa dan mahasiswi untuk tenang dan tidak terprovokasi isu-isu serta ajakan unjuk rasa, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa dan luka-luka," kata Ketua STIT Jembrana H. Tafsil LC, di Negara, Kamis.
Ia mengatakan, kerusakan serta kerusuhan saat unjuk rasa telah melukai perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia, karena hal tersebut menodai demokrasi.
Baca juga: Menristekdikti minta rektor PT tidak kerahkan mahasiswa untuk demo
Melihat unjuk rasa termasuk di gedung DPR RI yang diwarnai kericuhan, pihaknya ikut menduga, ada orang-orang yang ingin masyarakat Indonesia hidup dalam kekacauan, sehingga bangsa ini tidak bisa maju untuk mencapai kedamaian, kesejahteraan dan persatuan.
"Jangan sampai kita dianggap bangsa yang kacau, sehingga menjadikan Indonesia tidak bisa maju, sejahtera dan bersatu. Unjuk rasa yang dilakukan, seyogyanya tidak menciderai demokrasi yang menjadi dasar pijak dari unjuk rasa itu sendiri," katanya.
Sebagai ketua perguruan tinggi, ia mengajak, rektor dan ketua perguruan tinggi lainnya untuk mengendalikan mahasiswanya agar mereka tidak terprovokasi oleh ajakan-ajakan yang menginginkan bangsa Indonesia tidak bersatu.
Baca juga: Polisi selidiki dugaan penyusup dalam demo mahasiswa di DPR
Ketua STIT Jembrana imbau mahasiswa waspadai provokasi
Kamis, 26 September 2019 15:38 WIB