Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan angkutan massal akan menjadi “tulang punggung” transportasi perkotaan.
Menhub dalam diskusi Konektivitas Nasional Sebagai Landasan Keadilan, Pemerataan dan Persatuan Indonesia di Jakarta, Kamis, mengatakan hal itu karena munculnya moda baru, seperti MRT dan LRT serta pengembangan Bus Rapid Transit seperti bus Transjakarta.
Selain itu, menurut dia, angkutan massal merupakan solusi kemacetan di perkotaan.
“Ini menjadi keniscayaan yang pasti akan terjadi suatu waktu tertentu. Karena tanpa angkutan massal, kita tidak bisa memberikan layanan pada masyarakat dengan baik artinya kemacetan ada di mana -mana,” katanya.
Bagaimana kota-kota menjadi satu yang berbudaya angkutan massal ini menjadi "tulang punggung" konektivitas di perkotaan dengan adanya MRT, LRT, BRT, katanya.
Menurut dia, adanya era baru transportasi juga tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan teknologi kaitannya dengan industri 4.0 dan sudah terintegrasi dengan sistemnya, seperti sistem pembayaran yang sudah nontunai.
“Perkembangan industri 4.0 ini keniscayaan, apa yang kita persiapkan untuk mengisi dari konteks perhubungan. Konektivitas adalah hal yang penting, sudah banyak upaya-upaya kita di setiap matra, darat, udara, laut dan kereta,” ujarnya.
Ia akan mengintensifkan lagi kegiatan transportasi secara digital untuk meningkatkan produktivitas, sehingga sektor transportasi menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi negara.
Selain angkutan penumpang, lanjut dia, jalur logistik juga menjadi penting bagaimana harga barang bisa sama di barat maupun timur melalui program tol laut.
“Kita juga melakukan identifikasi serta evaluasi program tol laut ini bagaimana memasok barang dengan lebih sistematis,” katanya.
Untuk itu, menurut Budi, pembangunan infrastruktur harus dilanjutkan yang dinilai berimplikasi terhadap pembangunan ekonomi.
“Visinya jelas, lanjutkan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi industri kecil dan mikro, pariwisata, perkebunan dan perikanan. Kita harap dirgahayu Indonesia 100 tahun sudah menjadi negara yang maju,” katanya.
Selain itu, Budi mengatakan pihaknya juga berfokus untuk mencetak sumber daya manusia terbaik.
“Tanpa SDM yang baik, reformasi birokrasi tidak mungkin didapatkan suatu hasil yang maksimal,” katanya.