Denpasar (ANTARA) - PT. Equnix Business Solutions, penyedia layanan teknologi informasi berbasiskan "Open Source" seperti PostgreSQL dan Linux, menggelar kampanye edukasi kepada mahasiswa sejumlah perguruan tinggi Bali untuk meningkatkan daya saing "Technopreneur".
"Kampanye ini diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa agar mengembangkan diri dan kreatifitas mahasiswa untuk mendorong mereka menjadi seorang 'technopreneur' melalui kerjasama pelatihan, mentoring dan magang serta peluang membangun jaringan lembaga riset berbasis "Open Source'," ujar CEO PT. Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang, di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan itu juga bertujuan memberikan sosialisasi dan pemahaman tentang pentingnya penguasaan teknologi informasi melalui penguasaan perangkat lunak "Open Source" sebagai solusi alternatif yang berperan penting dalam bisnis teknologi informasi.
“Kami memahami lingkungan pendidikan tinggi perlu mengetahui apa yang terjadi di dunia bisnis saat ini. Banyak sekali perubahan yang membutuhkan kegesitan dalam merespon, menyikapi maupun menjawab perubahan tersebut,” katanya.
Kampanye edukasi di Bali itu, merupakan "roadshow" yang kelima dilakukan setelah sebelumnya kegiatan serupa diselenggarakan di Malang, Surabaya, Kediri, Semarang dan Yogyakarta.
Selama di Bali, kampanye edukasi tersebut digelar di Universitas Pendidikan Nasional pada, Universitas Dhyana Pura dan terakhir diselenggarakan di Universitas Udayana pada Jumat (15/3) mendatang.
Julyanto menambahkan, saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak sarjana yang bersedia melakukan riset secara mendalam dan pengembangan perangkat lunak Open Source sehingga mampu mandiri dalam hal solusi dan sumber daya teknologi informasi.
"Software berbasiskan Open Source menjadi alternatif menarik dibandingkan dengan software komersial berlisensi yang cenderung memonopoli pasar. Kegiatan monopoli adalah kontra produktif, terutama dalam model pasar yang bebas, karena tidak adanya persaingan yang sehat sehingga efisiensi menjadi rendah dan hampir tidak ada ruang negosiasi untuk mengefisiensikan biaya dan meningkatkan layanan," ujarnya.
Menurutnya, dalam dunia teknologi informasi ada komunitas gerakan Open Source dengan semangat berbagi dan menolak cara lisensi berbayar software yang cenderung memberatkan penggunanya.
"Software "Open Source" memberi udara segar di Indonesia dengan memungkinkan penggunaan software legal tanpa biaya lisensi. Keuntungannya adalah kemandirian, tidak ada ketergantungan, paksaan, maupun kepasrahan karena tidak memiliki pilihan," katanya.
Julyanto menjelaskan, pihaknya bersama Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia juga mendorong semakin banyak mahasiswa menekuni "database" dan teknologi solusi bisnis berbasiskan sumber terbuka atau "open source".
"Perangkat lunak berbasis "Open Source saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi, karena sejumlah perusahaan besar sudah menggunakannya," katanya.
Menurutnya, dengan memanfaatkan perangkat lunak berbasis sumber terbuka, akan dapat menjadi solusi bagi penggunanya karena langsung mendapatkan cetak biru.
“Dunia sudah berubah dan tidak harus lagi wajib menggunakan perangkat lunak tertentu. Perusahaan keuangan di Indonesia juga sudah ada yang menggunakan open source,” ujarnya.