Denpasar, (Antaranews Bali) - Sebanyak 7.182 personel gabungan dari unsur TNI/Polri, pecalang dan seluruh komponen masyarakat di Pulau Dewata ikut mengamankan Bali dari ancaman masuknya teroris menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Aparat gabungan ini nantinya ikut mengamankan Bali, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginakan dan personel gabungan yang disiagakan di pos-pos yang telah disiapkan ini secara cepat dapat merespon pelayanan kepada masyarakat," kata Wakapolda Bali, Brigjen Pol. Drs. I Wayan Sunartha, setelah memimpin Apel gelar Pasukan di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Jumat.
Jenderal bintang satu ini mengatakan, upaya ini dilakukan untuk menekan terjadinya potensi kerawanan jelang Nataru di Pulau Bali yang menjadi tujuan destinasi wisata kelas Internasional, sehingga menjadi atensi pimpinan dan jajaran Polda Bali agar mencegah masuknya terorisme ke Pulau Dewata.
Jumlah 7.182 personel gabungan yang disiagakan ini terdiri atas 3.413 TNI, 1.975 Polri, Densus 88 dan tim CTOC yang dibentuk Kapolda Bali yang siap mengamankan Wilayah Pulau Dewata
Ia menjelskan, Bali menjadi salah satu dari 13 Provinsi besar di Indonesia yang menjadi sorotan pimpinan Polri agar dilakukan pengamanan secara ketat, mengingat Pulau Dewata masih menjadi primadona kunjungam wisatawan mancanegara dan wisatawan asing.
Sunartha menambahkan, Kapolda Bali dalam mencegah masuknya teoris memiliki prinsip melakukan serangan lebih awal terhadap para teriris sebelum melakukan aksinya dan memantau dari luar siapa saja yang masuk ke wilayah kita.
Hal ini dilakukan guna mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang mengganggu keamanan Bali yang dilakukan terorisme, sehingga menekan sekecil apapun masalah yang terjadi di lapangan.
"Saya mohon doa restu semua pihak agar jajaran Polda Bali bisa melaksanakan tugas dengan maksimal, berjalan baik dan lancar. (ed)