Denpasar (Antara Bali) - Pejabat Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, wilayah Jawa dan Bali mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi paling besar dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Hermawan mengatakan hal tersebut di sela-sela pelatihan petugas SPBU tentang sosialisasi penggunaan pertamax di Denpasar, Kamis.
"Wilayah Jawa dan Bali mengkonsumsi 59 persen dari kuota BBM bersubsidi. Jumlah persediaan bahan bakar itu untuk seluruh Tanah Air sebanyak 38,38 juta kilogram liter," katanya.
Menurut dia, sehingga jumlah BBM bersubsidi yang dihabiskan oleh para pengguna kendaraan di kedua wilayah tersebut adalah sekitar 21 juta kilogram liter.
Jumlah konsumsi di daerah itu, tambah dia, mengalahkan penggunaan bahan bakar tersebut di seputaran Jakarta-Bogor-Tanggerang-Bekasi (Jabotabek).
"Konsumsi BBM jenis premium di wilayah Jabotabek masih di bawah Jawa dan Bali, yakni hanya 18 persen dari kuota persediaannya, ujarnya.
Hermawan mengatakan, setelah Jabotabek, daerah juga konsumsinya cukup banyak adalah di wilayah Indonesia bagian timur yakni sepuluh persen dari jumlah persediaan.
Sedangkan wilayah lainnya di sekitar Nusa Tenggara Barat dan Timur, Sumatera serta Kalimantan, rata-rata jumlah konsumsinya sebesar dua persen dari ketersediaan.
"Oleh karena itu pemerintah melakukan pengaturan penggunaan BBM berdasarkan jenisnya yang berlandaskan UU No.10 tahun 2010," ujarnya.
Salah satu cara pengaturan itu, tambah dia, adalah dengan mengkampanyekan penggunaan BBM nonsubsidi kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor.
Sementara di kawasan Kota Denpasar sudah tampak beberapa SPBU yang mulai kekurangan stok premium atau BBM bersubsidi, seperti yang tampak di Jalan Maruti. Pengisian bahan bakar tersebut sudah mengalami kekurangan premium sejak beberapa hari lalu.
Menurut keterangan para pertugas di SPBU itu, kekurangan stok premium terjadi karena terjadi keterlambatan distribusi dari pemasok.***5***