Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Kebudayaan Provinsi Bali berupaya mengenalkan dan memantapkan pemahaman generasi muda serta komunitas seni di daerah itu tentang gaya melukis wayang model Kamasan, Kabupaten Klungkung.
"Kami melihat ada kecenderungan generasi muda saat ini lebih mengedepankan lukisan kontemporer. Oleh karena itu, dengan kegiatan ini kami ingin mengenalkan dan memantapkan pemahaman generasi muda tentang gaya-gaya lukisan klasik Bali," kata Kepala Bidang Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Disbud Provinsi Bali Ni Wayan Sulastriani, disela-sela membuka workshop tersebut, di Taman Budaya, Denpasar, Kamis.
Dengan generasi muda bisa lebih mengetahui gaya lukis wayang Kamasan itu, Sulastriani mengharapkan generasi muda bisa mengapresiasi warisan seni budaya daerah Bali yang sarat dengan nilai-nilai adiluhung.
Para peserta "workshop" yang dilibatkan berjumlah 50 orang, mereka merupakan perwakilan siswa SMKN 1 Sukawati dan SMKN 2 Sukawati, Kabupaten Gianyar, SMK Seni Ukir Tangeb, Kabupaten Badung, komunitas seni Institut Seni Indonesia Denpasar dan sejumlah perwakilan sanggar seni rupa di Provinsi Bali. "Kami harapkan dari para peserta 'workshop' ini kemudian mereka dapat menginformasikan atau menularkan ke lingkungan sekitar, sehingga lebih banyak lagi yang mengetahui salah satu khasanah budaya seni rupa daerah kita," ucapnya.
Ke depannya, Disbud Bali juga akan menggelar kegiatan serupa dengan mengenalkan gaya lukisan daerah lainnya yang ada di Pulau Dewata. "Secara bertahap, pada 2019 kami ingin melaksanakan pengembangan dan pembinaan sejumlah gaya lukisan maupun seni rupa lainnya. Di samping agar ada 'performance art' dan pameran-pameran seni lukis yang lebih luas, selain difasilitasi dalam wadah Pesta Kesenian Bali," ucapnya.
Sementara itu, I Ketut Marra, pemateri workshop mengatakan lukisan wayang Kamasan merupakan seni lukis yang memiliki karakter tersendiri, baik bentuk, fungsi dan makna bahkan juga dari segi bahan/material. "Bentuknya sangat unik dengan pakem-pakem yang sudah diyakini dan dipercaya masyarakat Bali sehingga bentuk-bentuk tersebut menjadi standar dalam membuat gambar wayang dan diikuti oleh seluruh umat Hindu di Bali," ujarnya.
Sedangkan jika dilihat dari fungsinya, lukisan wayang Kamasan memiliki fungsi ritual, fungsi hiasan, dan ekonomi. Pada awalnya, ujar Marra, seni lukis wayang Kamasan diabadikan untuk simbol-simbol keagamaan yang bisa dilihat pada uparengga (sarana) upacara agama Hindu.
Untuk hiasan bisa dilihat pada bangunan suci di Bali dan rumah-rumah masyarakat, tidak hanya dalam bentuk lukisan, namun juga dalam bentuk ukiran. "Seiring perkembangan zaman, kini wayang Kamasan memiliki nilai ekonomi akibatnya berkembangnya pariwisata di Bali," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Marra, perlu ada upaya pelestarian supaya lukis wayang Kamasan tetap hidup dan berkembang sepanjang zaman.
Disbud Bali mantapkan pemahaman generasi muda soal lukisan Kamasan
Kamis, 23 Agustus 2018 11:31 WIB