Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika berjanji akan membentangkan karpet merah di kantor pemerintah provinsi setempat kepada calon gubernur terpilih hasil Pilkada 2018.
"Saya sayang semuanya, saya katakan kedua pasangan calon adalah putra terbaik Bali. Siapapun yang jadi, saya bentangkan karpet merah di kantor dan saya kasih kantor untuk saya bantu nyusun RPJMD," kata Pastika di sela-sela memberikan klarifikasi di kantor Bawaslu Bali, di Denpasar, Kamis.
Orang nomor satu di Bali itu berjanji akan membantu pemimpin terpilih dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) agar tidak sampai melenceng dari RPJMN dan juga agar cocok dengan RPJMD kabupaten/kota.
"Bagaimana menyisihkan anggaran supaya gedung Bawaslu Bali diperbaiki, misalnya. Darimana cari duit. Jangan harap itu jadi. Duitnya kurang kok," ucap Pastika berseloroh.
Menurut Pastika meskipun APBD Bali cukup besar Rp6,5 triliun, tetapi belanja dan juga dana yang dialokasikan untuk hibah dan bansos juga tinggi.
"Kami harus memikirkan hibah yang difasilitasi dewan, berapa itu, belum lagi untuk Sad Kahyangan, KONI, PMI, PKK, BK3S, dan berbagai komisi di daerah. Semua harus dibayar ini, kemana cari duitnya, saya pusing juga mikirnya," ujarnya.
Pengeluaran tersebut belum termasuk untuk hibah-hibah yang lainnya, dan proposal yang dibawa oleh masyarakat yang harus ditampung.
Oleh karena itu, Pastika mengaku pesimistis kalau janji salah satu pasangan calon (pasangan nomor urut 2 Mantra-Kerta) yang akan memberikan bantuan setiap desa pakraman sebesar Rp500 juta, untuk sekitar 1.500 desa pakraman dapat direalisasikan. "Yang jelas, saya bilang, saya netral, dua-duanya," ujarnya.
Dia menambahkan, jika pasangan calon yang lain (pasangan nomor 1, Koster-Ace) juga menyampaikan janji aneh-aneh pada masyarakat akan disoroti juga, namun persoalannya karena belum ada wartawan maupun pihak-pihak yang menanyakan kepada dirinya.
"Sekarang itu kalau main janji, besok tidak ditepati, akan jadi masalah. Jadi, hitung dulu yang benar, jangan sekadar berjanji. Ini rakyat kita kadang-kadang tidak mengerti penyusunan anggaran," katanya.
Struktur anggaran daerah, lanjut Pastika, harus disusun berdasarkan regulasi yang tidak bisa seenaknya dikurangi. Persoalannya tidak semua mengetahui dan rakyat juga dikhawatirkan tidak mengetahui. (WDY)