Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali bekerja sama dengan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar menyelenggarakan dialog literasi media bertema "bijak bermedia sosial dan melawan berita hoax".
"Kegiatan tersebut merupakan program pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat tentang memanfaatkan media sosial dengan baik. Karena akhir-akhir ini tersebar berita bohong (hoax) di media sosial," kata Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Sarana Komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Bali Ida Bagus Agung Ludra di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan kemajuan teknologi informasi memiliki dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Selain itu banyaknya sumber informasi juga memunculkan berbagai informasi yang berbeda dan sering menimbulkan berita bohong (hoax).
Maka dari itu, kata Agung Ludra, menjadi kewajiban pemerintah untuk mensosialisasikan penggunaan media sosial (medsos) yang baik dan tidak melanggar peraturan pemerintah.
"Pemerintah melalui peraturan perundang-undangan juga telah mengatur hal-hal yang wajib dihindari dan dilarang untuk dilakukan di media sosial. Hukuman dan sanksi sudah siap dikenakan bagi para pelanggarnya," ucapnya.
Dengan dilaksanakan kegiatan tersebut di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, Agung Ludra mengharapkan kabupaten dan kota lainnya juga melaksanakan kegiatan yang sama. Sehingga kegiatan dialog literasi media itu dapat mencerdaskan masyarakat dalam menggunakan media sosial
"Langkah tersebut akan lebih teratur menggunakan media sosial, sehingga tidak menganggu kenyamanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara," ucapnya.
Ia juga berharap bagi masyarakat yang sudah mengikuti dialog literasi media agar menyebarkan luaskan kepada rekan-rekannya maupun komunitasnya. Bahwa medsos dapat berdampak positif dan negatif bagi dirinya, kalau salah menggunakan akan kena masalah hukum.
Sementara itu, Kadis Kominfo dan Statistik Kota Denpasar Dewa Made Agung menyatakan, kemajuan teknologi memang menimbulkan banyaknya sumber informasi dan tak jarang memunculkan beragam versi informasi yang berbeda.
Selain itu perkembangan teknologi dan dunia digital yang semakin pesat pada era ini, mendorong mudahnya akses komunikasi dan informasi.
"Acara literasi media ini melibatkan 100 orang peserta yang terdiri dari guru, siswa, karang taruna, pengelola media sosial, kelompok informasi masyarakat, akademisi yang juga melibatkan narasumber dari Polda Bali, dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)," katanya. (WDY)
Lawan "hoax", Diskominfo Bali gelar dialog literasi media
Rabu, 25 April 2018 14:28 WIB