Negara (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, dengan harapan sektor ini juga menyejahterakan rakyat.
"Pembangunan sektor pariwisata Kabupaten Jembrana ditujukan untuk menyentuh beberapa sektor, khususnya dampak ekonomi bagi masyarakat," kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata Dan Budaya Jembrana Nyoman Wenten, di Negara, Selasa.
Karena itu, ia mendorong pengusaha pariwisata untuk menyerap produk lokal, baik kerajinan maupun kuliner untuk disuguhkan kepada tamu yang datang.
Dengan konsep tersebut, menurutnya, dampak ekonomi mulai dirasakan masyarakat seperti di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan yakni harga kelapa muda naik cukup signifikan dibandingkan dengan sebelumnya.
Ia mengatakan, jika dulu kelapa muda di wilayah itu hanya dihargai Rp5.000 perbutir, dengan menggeliatnya sektor pariwisata disana harganya naik menjadi Rp12 ribu perbutir.
"Namun kemasannya kami arahkan sesuai dengan selera wisatawan. Kelapa muda saat dipetik dari pohon tidak lagi dijatuhkan, tapi diikat dengan tali baru diturunkan. Dengan cara itu, kelapa muda yang diperoleh lebih mulus sehingga layak disajikan," katanya.
Penyajian kuliner, katanya, perlu diperhatikan karena kecenderungan pengunjung objek wisata yang banyak mengambil foto untuk diunggah ke media sosial.
Selain kelapa muda, ia mengatakan, pihaknya sudah minta pengusaha hotel dan restoran untuk menyerap produksi sayuran petani lokal, sehingga petani bisa memiliki pilihan tanaman selain padi.
Lewat pariwisata berbasis masyarakat, katanya, informasi adanya objek wisata di wilayah tertentu lebih cepat tersebar, karena saat ini hampir seluruh masyarakat terlibat dalam media sosial.
"Banyak objek wisata di Kabupaten Jembrana yang terkenal berkat unggahan di media sosial, dan itu kebanyakan dilakukan masyarakat setempat. Melihat adanya semangat swadaya dari masyarakat untuk mempromosikan pariwisata, kami dari pemerintah membantu dengan membangun infrastruktur dan fasilitas penunjang," katanya. (ed)
Jembrana kembangkan pariwisata berbasis masyarakat
Selasa, 24 April 2018 14:33 WIB