Jakarta (Antaranews) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi Rp13.764 dibanding posisi sebelumnya Rp13.768 per dolar AS.
"Sentimen kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody's cukup membantu dalam menopang pergerakan rupiah," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Pada 13 April 2018, lembaga pemeringkat Moody`s Investor Service (Moody's) meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil.
Ia menambahkan bahwa penilaian Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik, serta ekonomi Indonesia yang juga membaik didukung sektor investasi dan konsumsi turut menjaga pergerakan rupiah.
Kendati demikian, lanjut dia, ketegangan di Suriah antara Amerika Serikat dengan Rusia memberikan sentimen negatif pada aset mata uang berisiko sehingga menahan apresiasi rupiah lebih tinggi.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan bahwa meningkatnya tensi ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkatkan permintaan terhadap aset mata uang yang masuk dalam kategori safe haven.
"Saat ini para pelaku pasar sedang menantikan respon Rusia terhadap serangan dari Amerika Serkat dan aliansinya," katanya. (WDY)