Denpasar (Antaranews Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar mementaskan Langgam Keroncong Bentara dengan menampilkan para musisi muda yang berkolaborasi dengan pemusik bidang seni suara tersebut.
Melalui "Tjrong in Collaboration", para musisi lintas generasi itu tampil membawakan lagu-lagu bertema pujaan bagi perempuan, dalam lantunan langgam keroncong asli, stambul, langgam jawa, dan pop, Jumat malam.
Pementasan yang mendapat perhatian besar dari masyarakat dan pencinta seni keroncong itu dikemas sedemikian rupa dengan memadukan langgam musik keroncong dengan akustikan.
Lagu-lagu yang mereka bawakan antara lain Juwita Malam, Lagu Mutiaraku, Kemayoran, Keroncong Pertemuan, Singkong dan Keju dan Bukit Berbunga. Nonton Bioskop dan Nurlela gubahan Bing Slamet, hingga karya-karya yang dipopulerkan oleh Koes Plus.
Para personel muda yang siap unjuk kemampuan memainkan musik antara lain Agung Sumboko, Imanuel Reza, Nikodemus Christian dan pada vokal Nadya Trisha Maya. Turut memperkuat Made samudra, Puja, Kelik, Komang Doble, Kerok, Tio Dimas Febrico dan Adinda Dewi, yang rata-rata merupakan senior serta tergabung dalam Komunitas Pecinta Keroncong Bali.
Selain menghadirkan orkes keroncong, acara tersebut diapresiasi dengan menghadirkan anak-anak muda dari berbagai genre musik. Sejalan dengan hal itu, program Bentara Budaya diniatkan untuk membangun komunitas keroncong agar bisa tampil secara berkelanjutan guna meraih publik muda baik selaku penikmat maupun pelaku musik dengan langgam serupa.
Secara khusus, program Langgam Langgam Keroncong Bentara juga membuka kesempatan bagi penonton atau hadirin yang berniat turut berkolaborasi atau sumbang suara saat kegiatan berlangsung.
Penata acara tersebut Juwitta K. Lasut mengharapkan melalui lagu-lagu bernuansa kegembiraan yang didendangkan para musisi remaja dapat mengulang perjalanan keroncong sebagai satu di antara musik rakyat Indonesia yang memiliki sejarah panjang. (ed)