Denpasar (Antaranews Bali) - Konsulat Jenderal Australia di Bali ingin mencarikan solusi untuk mengatasi persoalan sampah di Pulau Dewata, karena itu konsulat menggelar seminar yang menghadirkan para ahli dan praktisi di bidang penanganan sampah.
"Jutaan wisatawan termasuk dari Australia datang setiap tahunnya dan turut menyumbang terhadap permasalahan sampah di Bali. Oleh karena itu, kami merasa ikut bertanggung jawab untuk mencarikan solusi," kata Konsul Jenderal Australia Dr Helena Studdert di Denpasar, Jumat.
Saat beraudiensi dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, ia menjelaskan diskusi yang rencananya digelar pada 5 Juni 2018 itu, diharapkan bisa didapatkan formula untuk penanganan sampah di Pulau Bali.
Apalagi, lanjut dia, akan dihadiri para ahli dan praktisi yang sudah menerapkan teknologi di bidang pengelolaan sampah. Pihaknya juga akan mengundang beberapa hotel yang sudah menerapkan "zero waste management".
"Kami pikir ada beberapa solusi yang bisa diterapkan di sini," ujar Studder
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi rencana penyelenggaraan seminar tersebut. Menurutnya permasalahan sampah merupakan masalah utama di Bali saat ini selain transportasi.
Oleh karena itu, ia berharap Konjen Australia dapat menggandeng instansi terkait di Provinsi Bali seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PU dan Dinas Kelautan dan Perikanan.
"Laut juga menjadi perhatian kami, karena banyak juga sampah yang dibuang ke laut," kata Pastika.
Pastika menilai diskusi itu akan sangat berarti. mengingat Bali juga akan menjadi tuan rumah Pertemuan IMF-World Bank pada pertengahan Oktober 2018, yang juga akan membahas persoalan lingkungan.
Selain persoalan sampah, Dr Studdert juga memberikan informasi perkembangan singkat soal kerjasama yang dilakukan antara RS Bali Mandara dengan Australia. (ed)