Denpasar (Antaranews Bali) - Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Benny Susianto mengatakan pihaknya telah memetakan kerawanan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami Kodam IX/Udayana sudah memetakan situasi yang kemungkinan yang berkembang dan kita sudah membuat langkah antisipasinya," ujar Benny usai menggelar acara simakrama di Makodam IX/Udayana, Jumat.
Ia mengatakan, anggota Kodam IX/Udayana juga sudah melakukan upaya pencegahan dari kemungkinan situasi yang berkembang seperti melakukan kegiatan cipta kondisi dalam rangka memelihara kondisi keamanan yang saat ini sudah berjalan kondusif yang saat ini sudah berlangsung.
Sampai saat ini, kata jenderal bintang dua ini mengatakan, untuk tahapan proses Pilkada seluruh masyarakat sudah sangat bijak menyikapi hal ini dan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
"Kami berharap, pelaksanaan Pilkada berjalan damai, sehingga mendapat pemimpin daerah yang membawa masyarakat Bali lebih sejahtera," ujarnya.
Benny menambahkan, apabila situasi Pilkada 2018 nanti tidak kondusif, maka akan berimplikasinya terhadap hajatan besar Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (WB-IMF) pada Oktober 2018 di Bali, yang akan dievaluasi kembali oleh tim panitia internasional apakah bisa dilakukan di Pulau Dewata atau tidak.
"Jadi situasi yang kondusif pasca Pilkada sangat diperlukan untuk terlaksananya IMF-WB ini. Untuk itu, TNI/Polri sejak dini sudah melakukan kegiatan menjaga kondisi yang kondusif ini dan melakukan cipta kondisi supaya pelaksanaan acara berskala besar ini dapat berangsung dengan aman," ujarnya.
Ia mengharap, peran media tetap bijak memberitakan semua hal yang berkaitan dengan masyarakat dan menimbulkan situasi tidak kondusif, perlu adanya koordinasi dengan aparat terkait sehingga masyarakat tidak terprovokasi dengan berita di media. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kondisi yang tidak kondusif.
"Masyarakat Bali begitu menyadari bahwa situasi keamanan yang kondusif sangat-sangat diperlukan di Pulau Dewata untuk menciptakan dunia bisnis pariwisata yang lancar nantinya," katanya.
Hal ini sangat terkait, karena masyarakat Bali sangat bergantung kepada sektor pariwisata, sehingga hal-hal yang mengganggu pariwisata dapat dicegah masyarakat itu sendiri. (WDY)