Denpasar (Antara Bali) - Petani padi di Denpasar, yang dikenal sebagai kota pariwisata Bali tampaknya masih antusias untuk mengikuti lomba subak, organisasi pengairan irigasi tradisional di Bali dalam tahun 2011.
"Sawah kami sebenarnya sudah terdesak oleh bangunan beton, tetapi masih ada sawah di tengah-tengah kota, kini berbenah untuk mengikuti loba subak," kata Made Japa, petani di subak Batukandik Denpasar Barat, Rabu.
Petani yang beranggotakan sekitar 50 orang itu tetap melakukan gotong royong berbenah diri menyongsong lomba tersebut, dengan menanami padi memanfaatkan bibit jenis unggul yang diberikan gratis oleh pemerintah setempat.
Selain bibit, beberapa jenis pupuk yang diperlukan juga diberikan secara cuma-cuma agar tanaman padi bisa tumbuh dengan baik dan hasilnya bertambah banyak, kata pria berusia 50 tahun ini sambil menanam padi di lahan pertaniannya.
Ia bersama sekitar belasan petani penggarap lainnya sebenarnya tidak bergairah lagi sebagai petani padi, karena lahan pertaniannya sudah "dikepung" oleh pengusaha perumahan yang tumbuh menjamur di kawasan tersebut.
Untung saja tanah pertanian basah ini milik golongan Puri (Raja tempo dulu-red) karena pewarisnya terlalu banyak, sehingga salah seorang anggota keluarganya tidak bersedia menandatangi surat jual-beli maka sulit dijual, kata dia.
Lahan pertanian yang sudah dikelilingi perumahan penduduk pendatang itu, maka air irigasi yang diperlukan terbatas sehingga produksi gabah pun berkurang. "Kami warga subak di sini menggarap sawah secara sambilan," kata Made Dana petani lainnya.
Ia menuturkan, lahan sawah yang digarap hanya seluas 2.500 meter persegi menghasilkan sekitar Rp800.000 dari hasil penjualan gabah dalam tempo empat bulan (sekali panen), penghasilan tersebut masih kotor.
Para petani di sini selain menggarap sawah, hampir semuanya bekerja sambilan menjadi buruh bangunan yang penghasilannya rata-rata Rp50.000/hari, tutur Made Dana sambil menyebutkan dirinya masih antusias menjadi petani.
Petani Bali dinilai tekun dalam menggarap lahan sawahnya sehingga hasil panenannya cukup menggembirakan yakni mencapai 179.540 ton gabah kering panen (GKP) selama tiga bulan periode Januari-Maret 2011.
Badan Pusat Statistik Bali mencatat produksi gabah tersebut baru tercapai 22,76 persen dari sasaran sebesar 868.073 ton dalam tahun 2011, dengan luas sawah baku 84.118 hektare dengan pola pertanian dua kali padi dan sekali palawija.(*)
Petani Denpasar Antusias Ikuti Lomba Subak
Rabu, 27 Juli 2011 9:14 WIB