Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya membuka Festival Jatiluwih Ke-V di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, Sabtu guna membantu mempromosikan keindahan alam Jatiluwih yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia itu.
"Festival ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta menonjolkan potensi pertanian," ujar Bupati Tabanan Gede Sanjaya.
Dijelaskan Festival Jatiluwih dengan tema Swasthi Bhuwana yang mempunyai makna kebahagiaan dunia itu mencerminkan harapan dan komitmen untuk menjaga dan melestarikan bumi sebagai tempat tinggal sekaligus menjaga keseimbangan alam dan kehidupan di dalamnya.
Menurut orang nomor satu di Tabanan itu, tema yang diambil dalam festival yang kelima tersebut berkaitan dengan visi Kabupaten Tabanan dalam upaya menjaga kearifan lokal yang dimiliki daerah.
Festival ini bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga upaya konkret untuk meningkatkan pariwisata di Tabanan dengan menghadirkan berbagai pertunjukan budaya dan kesenian khas daerah.
"Saya berpesan warisan leluhur di masa lalu tetap dipertahankan khususnya budaya dan kearifan lokal termasuk kuliner yang ada," katanya .
Dia berharap, tetaplah menjadi karakter Jatiluwih yang asli sama-sama nikmati apa yang menjadi ciri khas dan kearifan lokal daerah ini.
Sanjaya berharap inovasi terus dikembangkan, sehingga Jatiluwih bisa terus melakukan ekspansi pariwisata tanpa harus meninggalkan jati diri sebagai pariwisata berbasis pertanian.
"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Tabanan beserta jajaran memberikan apresiasi, karena festival memperkenalkan budaya khususnya kearifan lokal yang ada di Jatiluwih," imbuhnya.
Gede Sanjaya berharap dengan adanya perhelatan Festival Jatiluwih pihaknya optimistis kunjungan wisatawan ke objek wisata Jatiluwih akan meningkat.
Sementara itu, Manager DTW Jatiluwih I Ketut Purna menambahkan sebagai salah satu daerah yang memiliki sawah terluas di Provinsi Bali, tema yang diangkat relevan, karena usaha melestarikan tradisi pertanian yang telah diwarisi dari generasi ke generasi melalui sistem subak sudah dipertahankan.
"Peningkatan kunjungan yang ada di Jatiluwih selama ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah. Dengan adanya festival ini sebagai sarana promosi pariwisata, serta dukungan dari bupati Tabanan, kami optimistis dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara," kata Ketut Purna.
"Festival ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta menonjolkan potensi pertanian," ujar Bupati Tabanan Gede Sanjaya.
Dijelaskan Festival Jatiluwih dengan tema Swasthi Bhuwana yang mempunyai makna kebahagiaan dunia itu mencerminkan harapan dan komitmen untuk menjaga dan melestarikan bumi sebagai tempat tinggal sekaligus menjaga keseimbangan alam dan kehidupan di dalamnya.
Menurut orang nomor satu di Tabanan itu, tema yang diambil dalam festival yang kelima tersebut berkaitan dengan visi Kabupaten Tabanan dalam upaya menjaga kearifan lokal yang dimiliki daerah.
Festival ini bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga upaya konkret untuk meningkatkan pariwisata di Tabanan dengan menghadirkan berbagai pertunjukan budaya dan kesenian khas daerah.
"Saya berpesan warisan leluhur di masa lalu tetap dipertahankan khususnya budaya dan kearifan lokal termasuk kuliner yang ada," katanya .
Dia berharap, tetaplah menjadi karakter Jatiluwih yang asli sama-sama nikmati apa yang menjadi ciri khas dan kearifan lokal daerah ini.
Sanjaya berharap inovasi terus dikembangkan, sehingga Jatiluwih bisa terus melakukan ekspansi pariwisata tanpa harus meninggalkan jati diri sebagai pariwisata berbasis pertanian.
"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Tabanan beserta jajaran memberikan apresiasi, karena festival memperkenalkan budaya khususnya kearifan lokal yang ada di Jatiluwih," imbuhnya.
Gede Sanjaya berharap dengan adanya perhelatan Festival Jatiluwih pihaknya optimistis kunjungan wisatawan ke objek wisata Jatiluwih akan meningkat.
Sementara itu, Manager DTW Jatiluwih I Ketut Purna menambahkan sebagai salah satu daerah yang memiliki sawah terluas di Provinsi Bali, tema yang diangkat relevan, karena usaha melestarikan tradisi pertanian yang telah diwarisi dari generasi ke generasi melalui sistem subak sudah dipertahankan.
"Peningkatan kunjungan yang ada di Jatiluwih selama ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah. Dengan adanya festival ini sebagai sarana promosi pariwisata, serta dukungan dari bupati Tabanan, kami optimistis dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara," kata Ketut Purna.
Dalam perhelatan Festival Jatiluwih ini panitia mempersembahkan berbagai ragam pertunjukan seperti tari Paksi/Jatayu, Tari Panyembrana, atraksi budaya Subak, atraksi Tebuk Lesung, Tari Jayaning Singasana, Tari Janger Lansia Werda Kusamba Ulanngun.
Selain pertunjukan budaya Bali, puluhan saung UMKM khas olahan kuliner dan pertanian Jatiluwih juga tersaji di sepanjang areal objek wisata Jatiluwih.