Malang (Antaranews) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap banyaknya isu yang muncul, sebab itu sengaja dibuat agar bangsa ini menjadi pesimis, padahal bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar.
"Negara kita adalah negara besar sekali, tapi kita sering tidak menyadari hal itu, karena sejak awal berdiri bangsa ini adalah bangsa yang besar dan Berbhineka, dan ini adalah anugerah Allah SWT," kata Jokowi di Universitas Islam Malang (Unisma), Jatim, Kamis.
Jokowi yang hadir di Unisma untuk menjadi "Keynote Speaker Studium Generale" tentang "Islam Nusantara dan Keutuhan NKRI Untuk Mewujudkan Indonesia Damai" mengatakan, bangsa Indonesia saat ini telah menjadi rujukan untuk belajar Kebhinekaan dan persatuan bagi bangsa lain.
Sebab, kemampuan bangsa ini dalam berbhineka telah menjadi sumber inspirasi bagi bangsa lain, oleh karena itu perlu berbagi resep dengan negara lain dalam menjaga kerukunan.
Selain itu, bangsa Indonesia memiliki sebanyak 714 suku dan 1.100 bahasa lokal, hal ini sangat besar dibandingkan dengan bangsa lain, seperti Singapura atau Afganistan.
Meski demikian, Jokowi menyadari, semakin besar suatu bangsa akan semakin besar pula cobaan yang dihadapi, namun bangsa yang besar tidak boleh gentar dan pesimis menghadapi cobaan tersebut.
"Oleh karena itu, tidak boleh ada yang terprovokasi seperti isu Indonesia akan bubar, isu komunis, isu PKI, isu antek asing. Kita harus tahan uji dan tahan banting jangan sampai kita terhasut oleh isu-isu yang tidak jelas," ujarnya, menegaskan.
Kepala Negara mengaku selalu tegaskan kepada bangsa lain ketika berkunjung ke luar negeri bahwa Indonesia adalah negara besar serta berpenduduk muslim terbesar yang menganut Islam yang berjalan beriringan dengan demokrasi.
Hal ini karena beberapa negara muslim kini menghadapi kesulitan yang sama, sehingga banyak negara yang ingin belajar membentuk persatuan dan kebhinekaan seperti Indonesia.
"Kebhinekaan yang ada pada bangsa ini selalu disertai tantangan. Tantangan untuk selalu menjaga komunikasi toleransi, persatuan dan kesatuan," demikian Presiden Joko Widodo.(ed)