Denpasar (Antaranews Bali) - Inflasi Kota Denpasar, Bali, sebesar 0,65 persen selama bulan Februari 2018, dengan indeks harga konsumen 191,21 sehingga melampaui 0,14 persen angka tingkat nasional pada bulan yang sama hanya tercatat 0,79 persen persen.
"Tingkat inflasi tahun kelender di kota Denpasar sebesar 1,60 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 3,10 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, inflasi tersebut dipicu oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran yang meliputi kelompok bahan makanan sebesar 1,75 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,77 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,46 persen.
Selain itu juga meningkatnya indeks kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,39 persen, kelompok kesehatan 0,30 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,03 persen.
Adi Nugroho menambahkan, sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks (deflasi) adalah kelompok sandang sebesar 0,60 persen.
Komoditas yang memberikan andil atau sumbangan inflasi pada bulan Februari 2018 antara lain pasir, tarif angkutan udara, bensin non subsidi, air kemasan, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih dan jeruk.
Sedangkan komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi antara lain daging ayam ras, ikan tongkol pindang, wortel, sawi hijau dan buncis.
Adi Nugroho menjelaskan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei terdiri atas 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura (Papua) sebesar 1,05 persen dan terendah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah 0,04 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Medan (Sumatera utara) sebesar 0,96 persen dan terendah di Lubuklinggau, Sumatera Selatan sebesar 0,02 persen.
Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati peringkat keempat dari 55 kota di tanah air yang mengalami inflasi.
Singaraja posisi 32
Adi Nugroho yang didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri menambahkan, sedangkan Kota Singaraja, Bali utara pada bulan Februari 2018 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan indeks harga konsumen 141,21.
Tingkat inflasi tahun kelender sebesar 1,11 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Y0Y) sebesar 1,88 persen. Inflasi tersebut ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok sandang sebesar 0,60 persen, kelompok kesehatan 0,60 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,44 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,36 persen.
Selain itu juga kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,26 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar 0,07 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi pada bulan Januari 2018 antara lain cabai rawit, beras, cabai merah, bensin, bawang putih, surat kabar harian, sabun mandi dan bahan bakar rumah tangga.
Dengan demikian Kota Singaraja menempati urutan ke-32 dari 55 kota di Indonesia yang mengalami inflasi, ujar Adi Nugroho. (WDY)