"Wisatawan yang berkunjung itu terdiri dari wisatawan domestik sebanyak 17.650 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 2.473 orang," kata Manajer Operasional Tanah Lot, Ketut Toya Adnyana, di Tabanan, Selasa.
Ia menjelaskan selama memantau pergerakan masa liburan ini, pihaknya telah menambah pemasangan CCTV yang semula ada 20 unit menjadi 26 unit CCTV, atau bertambah enam unit CCTV.
"Ke-26 unit CCTV itu untuk memantau pergerakan yang ada di setiap titik kawasan ini. Jika ada tindak kejahatan dalam bentuk apapun, maka kami bisa memantau langsung lewat CCTV," ujarnya.
Selain pantauan CCTV untuk pengamanan lokasi wisata itu, pihak pengelola juga mengerahkan keamanan desa adat atau pecalang yang mendukung aparat TNI/Polri.
"Mayoritas wisatawan yang datang merupakan wisatawan domestik dari berbagai kota di Indonesia," katanya.
Tujuan utama wisatawan datang ke Tanah Lot adalah untuk melihat bangunan pura di atas karang besar yang lokasinya agak menjorok ke tengah laut. Pura tua ini dibangun sekitar abad ke-15 oleh Pendeta Hindu Danghyang Nirartha.
Objek wisata yang terletak sekitar 13 kilometer di sebelah selatan Kota Tabanan itu memiliki yang menjorok ke laut. Tebing dari pura itu menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Pura ini disebut Pura Karang Bolong.
Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.
Pada objek wisata itu, para wisatawan terlihat banyak yang mengabadikan pura tersebut dengan foto sebagai latarbelakang pengunjung."Saya baru pertama ke Bali dan tujuan berlibur kesini adalah untuk melihat keindahan Pulau Bali, termasuk kawasan Tanah Lot. Selain Tanah Lot, saya juga tertarik objek wisata pantai dan kulinernya," katanya Cindy asal Jakarta. (*)