Denpasar, (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta para pelaku pariwisata di daerah itu untuk bersama-sama melakukan "perang propaganda" agar dapat menarik minat wisatawan untuk kembali mengunjungi Pulau Dewata.
"Silakan gunakan sumber daya yang ada, para ahli IT yang ada, untuk perang propaganda di dunia maya," kata Gubernur Pastika saat berdiskusi dengan para pelaku pariwisata di Dinas Pariwisata Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa.
Menurut Pastika, ketakutan dan kekhawatiran wisatawan mancanegara untuk datang ke Bali sebagai dampak dari erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, berkaitan dengan urusan perasaan. Meskipun sebenarnya jika terjadi erupsi hanya akan berdampak langsung di kawasan rawan bencana (KRB) pada 22 desa di Kabupaten Karangasem.
"Urusan takut itu urusan perasaan, perasaan itu karena opini, opini itu karena media. Oleh karena itu, menurut saya langkah pertama adalah perang propaganda," ujarnya.
Mantan Kapolda Bali itu menambahkan, untuk "perang propaganda" memulihkan citra kepariwisataan Bali karena dampak erupsi tidak bisa menggantungkan pada peran pemerintah karena pemerintah sangat tergantung dengan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK). "Jadi, tidak usah menunggu instruksi saya, kerahkan orang-orang yang kreatif," ucap Pastika.
Pastika juga meminta kalangan pariwisata agar mengumpulkan pihak "event organizer" yang paling top di Bali dan mempertemukan dengan dirinya untuk berunding membahas kegiatan apa yang bisa dilakukan supaya menarik wisatawan untuk beramai-ramai mengunjungi Bali.
Dia menegaskan pihaknya tidak mempunyai dana taktis seperti yang diharapkan para pelaku pariwisata untuk mendukung kegiatan tersebut.
"Tidak ada dana taktis, dari pemerintah. Istilah dana taktis saja tidak ada. Kalian iuran, masak tidak bisa iuran, orang kaya-kaya, pemilik hotel bintang IV dan V, iuran dong," katanya.
Sementara itu Ketua Asita Bali Ketut Ardana mengatakan saat terjadi penutupan Bandara Ngurah Rai, Bali, ketika terjadi erupsi Gunung Agung sempat terjadi kesimpangsiuran informasi mengenai angkutan yang bisa dimanfaatkan wisatawan.
Terutama wisatawan yang datang ke Bali, yang tidak memanfaatkan jasa agen perjalanan akhirnya menumpuk di bandara. Kejadian yang kurang nyaman tersebut, mungkin menyebabkan semakin menurunnya kunjungan wisatawan ke Bali.
"Belum lagi terkait imbauan dari Gubernur Bali mengenai `one night free` yang tidak semua hotel melaksanakan," kata Ardana.