Klungkung (Antara Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Klungkung, Bali mencatat jumlah pengungsi erupsi Gunung Agung, mencapai
10.950 jiwa atau bertambah 3.131 jiwa dari sebelumnya 7.819 orang jiwa
pada Kamis (30/11).
"Para pengungsi asal Kabupaten Karangasem ini kami terima karena
kediamannya berada di zona rawan bencana dan Pemkab Klungkung siap
menerima kedatangan mereka," kata Kepala BPBD Klungkung, Putu Widiada,
di Posko GOR Swecapura, Kota Semarapura, Minggu.
Dari data terakhir pada Sabtu (9/12) malam lalu, jumlah pengungsi
ini tercatat berada di Kecamatan Klungkung sebanyak 7.238 orang jiwa
yang tersebar di 18 desa/kelurahan, Kecamatan Banjarangakan (1.433 orang
yang tersebar di 13 desa), Posko GOR Swecapura (1,254 jiwa) dan
Kecamatan Dawan (1.025 orang tersebar di 11 desa).
Ia menerangkan dari total 10.950 pengungsi tercatat sebanyak 521
jiwa yang bersekolah di Kabupaten Klungkung yang terbagi atas siswa
TK/PAUD sebanyak 43 jiwa, sekolah dasar (283 jiwa), sekolah menengah
pertama (186 jiwa) dan sekolah menengah atas (sembilan jiwa).
Putu Widiada menambahkan petugas di Klungkung juga telah mendata
pelayanan kesehatan yang telah diberikan tim kesehatan kepada pengungsi
dimana tercatat telah melayani pengobatan 380 bayi, balita (1.910
orang), ibu hamil (119 jiwa), lansia (4.321 jiwa), dewasa/umum (9.048
jiwa), dilakukan rujukan (91 jiwa).
"Secara keseluruhan ada 17.167 jiwa yang sudah diberikan penanganan
kesehatan dari berbagai usia diseluruh pelayanan kesehatan di
Klungkung," ujarnya.
Ia mengatakan jumlah pasien yang telah ditangani di RSUD Klungkung
tercatat mencapai 2.078 jiwa dengan tota klaim pelayanan pasien dari
pengungsi Gunung Agung sebesar Rp1,7 milar, dengan rincian klaim layanan
pasien umum Rp1,23 miliar lebih dan pasien menggunakan jaminan
kesehatan nasional (JKN) Rp454 juta.
Untuk data pengungsi yang meninggal dunia tercatat mencapai 32 jiwa
dengan rincian usia lansia sebanyak 29 jiwa dan dewasa/umum sebanyak
tiga jiwa.
"Untuk penggunan air di GOR dan pos-pos pengungsian yang ada di
masing-masing balai banjar, untuk tagihan atas penggunaan air tersebut
tidak dikenakan biaya oleh PDAM," katanya.
Sedangkan, PLN juga memberikan bantuan untuk layanan instalasi dan
lampu penerangan dibeberapa posko pengungsian mencapai Rp27,53 juta. (*)
BPBD Klungkung: Pengungsi Agung 10.950 Jiwa
Minggu, 10 Desember 2017 9:47 WIB