Gianyar (Antara Bali) - Herry Siswanto (40), asal Magelang, Jawa Tengah, tewas ditembak oleh polisi saat melakukan aksinya di Putri Ayu Cottages, Jalan Bisma, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin dini hari.
Tersangka terkena tembakan di bagian perutnya, setelah dikejar dan sempat melakukan perlawanan terhadap petugas dengan menyabetkan senjata tajam yang digenggamnya ke arah leher seorang polisi.
"Ketika kami kejar dan hendak ditangkap, tersangka melakukan perlawanan. Setelah diberikan dua kali tembakan peringatan ke udara, tetap melawan, sehingga terpaksa kami tembak," kata Kepala Unit Buser Polres Gianyar Iptu Kris Aji Wibisono, Senin pagi.
Dijelaskan bahwa penembakan berlangsung sekitar pukul 03.00 Wita, setelah petugas mengepungnya di dalam sebuah pondok di Putri Ayu Cottages yang menjadi sasaran pencurian.
"Maunya petugas menembak bagian kaki, tetapi tersangka Herry malah merunduk untuk ancang-ancang bangun guna menyabet leher polisi. Saat itulah timah panas mengenai bagian perut sebelah kirinya," kata Wibisono yang memimpin penangkapan pencuri tersebut.
Penembakan itu terjadi di dalam salan satu pondok yang menjadi sasaran pencurian, dan setelah terkena tembakan di bagian perut, kondisi Herry tidak mampu bangun lagi, ujarnya menegaskan.
"Kami tembak di dalam pondok saat posisi tersangka terjepit, dalam pengepungan petugas dan dia hendak melakukan perlawanan," ucapnya.
Setelah berhasil dilumpuhkan, spesialis pencuri vila atau pondok di kawasan Ubud dan daerah lainnya di Bali itu, jenazahnya langsung diangkut ke Rumah Sakit Ari Santi, Desa Mas, Ubud.
"Jenazah tersangka masih disimpan di rumah sakit tersebut, rencananya baru besok (Selasa) kami kirim ke Rumah Sakit Sanglah (RSUP Denpasar)untuk diotopsi," ujarnya.
Polisi juga sudah melakukan penggerebekan di tempat tinggal tersangka di Hotel Ossela Barat, Jalan Pidada XII No.6, Ubung, Denpasar.
Hasil penggrebekan itu, jelas Wibisono, aparat menemukan barang-barang hasil curian seperti kamera digital merk sony, dua buah HP dan beraneka barang lainnya.
"Kasus ini masih dikembangkan lebih lanjut. Kami masih intensif melakukan pemeriksaan dan penyelidikan guna mengungkap anggota komplotannya," demikian Wibisono.(*)