Denpasar (Antara Bali) - Ekspor ikan kepiting dari Bali tercatat senilai 108 dolar AS atas pengiriman sebanyak 36 kilogram selama empat bulan periode Januari-April 2011.
"Kondisi tersebut dari segi perolehan nilai dan volume masing-masing berkurang 99,36 persen dan 99,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, empat bulan pertama 2010, Bali mengirim ikan kepiting ke pasaran ekspor sebanyak 6,65 ton dengan perolehan devisa sebesar 18.751 dolar AS.
Penurunan ekspor ikan kepiting yang cukup derastis, akibat terbatasnya persediaan mata dagangan tersebut, karena hasil tangkapan nelayan lebih banyak diserap pasaran lokal, termasuk memenuhi kebutuhan restoran maupun warung-warung yang berjejer sepanjang pantai selatan Pulau Dewata.
Meskipun demikian, ke depan hasil tangkapan nelayan itu diharapkan mampu meningkatkan perolehan ekspor dari pengiriman matadagangan kepiting, di samping memenuhi pasaran lokal.
Ikan kepiting, menurut Ketut Teneng, merupakan salah satu dari sebelas jenis hasil perikanan dan kelautan yang mampu menembus pasaran ekspor mampu meraup devisa sebesar 31,63 juta dolar AS, atau 18,81 persen dari total ekspor Bali keseluruhannya mencapai 168,13 juta dolar AS dalam caturwulan I-2011.
Sedangkan ekspor ikan kepiting selama 2010 mampu meraup devisa sebesar 22.978 dolar AS, menurun tajam dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 153.090 dolar AS.
Hal itu dari segi volume dan perolehan devisa dalam kurun waktu lima tahun periode 2006-2010 mengalami penurunan. Bali pada tahun 2006 mengekspor ikan kepiting dengan tujuan pasaran Jepang, negara-negara di Eropa dan Australia mampu memperoleh devisa sebesar 35.495 dolar AS meningkat menjadi 93.693 dolar AS pada tahun 2007.
Pengiriman matadagangan serupa pada tahun 2008 hanya menghasilkan devisa 7.703 dolar AS, namun kondisi itu meningkat menjadi 153.090 dolar AS pada tahun berikutnya.
Bali selain mengapalkan kepiting juga produk lainnya berupa ikan tuna yang paling menonjol, menyusul ikan hias, kakap, kerapi, nener, lobster dan rumput laut, tutur Ketut Teneng.(*)