Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, pihaknya akan menjual potensi pertanian Indonesia termasuk Bali kepada para investor asing (PMA) maupun dalam negeri (PMDN) dalam upaya mengangkat sektor pertanian yang terpuruk.
"Kami sedang melakukan riset pembangunan. Ini penting, karena pemilik modal akan tertarik berinvestasi di sektor pertanian kalau mereka mengetahui tingkat produktivitasnya," katanya di Denpasar, Jumat.
Seusai memberi kuliah umum di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali, ia mengatakan, karena dengan tingkat produktif itu, maka semakin tinggi profit yang didapatkan.
Kendati Bali bertumpu pada sektor pariwisata, kata dia, namun Pulau Dewata memiliki potensi pertanian yang luar biasa untuk diangkat. Terlebih Bali sudah dikenal di mancanegara.
"Saya kira tidak sulit mempromosikan pertanian Bali kepada investor. Kita tinggal duduk bersama mengemas atau mengkongkritkan apa yang harus dipromosikan, strukturnya seperti apa, dan kemasanya seperti apa," ucapnya.
Menurutnya, BKPM secara kolektif telah melakukan perundingan dengan Badan Pemananaman Modal Bali dan Gubernur Mangku Pastika untuk sama-sama mempromosikan potensi pertanian Bali.
"Kami telah melakukan edukasi berbagai sektor termasuk pertanian dan BKPM. Kami juga sudah punya bayangan bagaimana cara mengangkat potensi pertanian tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, penanaman modal asing (PMA) secara nasional mulai meningkat. Periode 2010 investasi asing mencapai 17 miliar dolar AS.
Di antaranya 2,2 miliar dolar AS di sektor pertambangan, sedangkan sisanya di sektor pertanian, infrastruktur, manufaktur dan makanan.
"Kita sudah mempunyai ruang fiskal yang terus melebar dan besar. Ini secara otomatis akan meningkatkan kapasitas dalam mengalokasikan dana yang dibutuhkan untuk melakukan riset," kata Gita.
Dekan Fakultas Ekonomi Unud, Prof Dr I Wayan Ramantha menyatakan, untuk meningkatkan investasi di sektor pertanian, pemeritah perlu memberikan insentif kepada para pemilik modal, baik asing maupun dalam negeri yang mau menanamkan modalnya di sektor tersebut.
"Petani juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Sebab, dengan mengadopsi teknologi maju diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi yang berkualitas tinggi," kata Prof Ramantha.(*)