Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali ingin menguatkan perkembangan teater modern dan mengharapkan semakin banyak generasi muda di Pulau Dewata yang tertarik menggeluti seni drama itu.
"Lakon teater modern yang banyak mengangkat kritik sosial, juga akan mengasah anak-anak dan generasi muda kita untuk selalu kritis terhadap fenomena sosial," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha saat membuka Workshop Membedah Karakter Teater Modern Bali, di Denpasar, Jumat sore.
Pemprov Bali, lanjut dia, tidak saja berusaha mewadahi kesenian tradisional, tetapi juga kesenian modern, termasuk di dalamnya teater. "Teater adalah salah satu bentuk kesenian, dan teater modern juga tidak keluar dari ciri khas Balinya," ucapnya.
Oleh karena itu, lewat workshop yang digelar selama tiga hari itu, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peserta (dari kalangan sekolah dan komunitas seni) se-Bali itu dengan sebaik-baiknya.
"Apalagi pembicaranya ini para maestro di bidang teater, sehingga kami harapkan teater modern di Bali nantinya dapat sejajar dengan teater-teater lainnya yang berkembang di Jawa," ucapnya.
Selanjutnya diharapkan dapat dibentuk kader-kader teater yang dikembangkan di komunitas masing-masing. "Dengan demikian, teater dapat menjadi salah satu ruang seni bagi anak-anak muda kita," kata Dewa Beratha.
Sementara itu, dramawan Abu Bakar yang menjadi pembicara dalam workshop tersebut tidak memungkiri bahwa perkembangan teater modern hingga saat ini tidak sekuat teater tradisional yang sudah lengkap bentuk maupun pakem-pakemnya.
"Sedangkan teater modern itu sifatnya masih serba mencari dan perkembangannya belum sebaik teater tradisi yang sudah mengakar," ucapnya.
Abu Bakar melihat salah satu kelemahan perkembangan teater modern karena generasi muda tidak sabar untuk belajar dari tingkat dasar.
"Generasi muda juga sering tidak sabar, ingin jauh melompat ke depan. Tidak betah dengan aliran realisme yang mengangkat persoalan-persoalan sederhana. Generasi muda ingin persoalan yang lebih kompleks, tetapi celakanya pesan yang diangkat menjadi tidak sampai ke penonton," ujarnya.
Dia menambahkan, aliran realisme merupakan dasar dari teater dan untuk mendalaminya para pemain harus betah membaca naskah, mampu melihat, bersikap dan membangun struktur.
"Dengan workshop ini, kita seperti dipompa, diberi darah untuk membangkitkan teater modern. Di samping memang dibutuhkan proses latihan yang lebih banyak," katanya.
Dalam pembukaan workshop tersebut juga diisi dengan pementasan teater berjudul Pinangan oleh Komunitas Teratai yang para pemainnya mayoritas mengalami tuna netra.
Sedangkan selama tiga hari penyelenggaraannya akan menghadirkan narasumber Ketua Listibya Dr I Nyoman Astita, dramawan Abu Bakar, sastrawan AA Sagung Mas Ruscitadewi, dan Putu Satria Kusuma. Pada akhir sesi akan diisi praktik bermain teater modern, yang sebelumnya para peserta telah dibagi menjadi beberapa kelompok. (WDY)
Pemprov Bali Ingin Menguatkan Perkembangan Teater Modern
Jumat, 6 Oktober 2017 19:01 WIB