Kuta (Antara Bali) - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav) Indonesia mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung agar tidak mempengaruhi penerbangan terutama yang melintasi wilayah udara kawasan timur Pulau Bali.
"Kami akan monitor abu vulkanik secara ketat," Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto ketika menghadiri diskusi kelompok kerja penerbangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat di kawasan Bandara Ngurah Rai, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Saat ini, kata dia, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia itu belum mengeluarkan imbauan kepada maskapai penerbangan karena wilayah udara di Bali masih dalam kondisi aman.
Meski demikian, badan usaha pelayanan navigasi udara itu akan memonitor arah angin yang membawa sebaran abu apabila aktivitas gunung tertinggi di Bali itu semakin tidak stabil.
"Kalau memang arah mengganggu ke bandara tentu dilakukan antisipasi di bandara demikian juga rute penerbangan, jika nanti abu mengganggu rute pasti kami alihkan rutenya," ucapnya.
Jika memang sudah menggangu keamanan udara, maka pihaknya akan meminta maskapai penerbangan menghindari wilayah udara di atas Gunung Agung termasuk menghindari sebaran abu vulkanik jika terjadi erupsi.
"Jika abu menutup wilayah udara di Bali kami akan tutup bandara tetapi saat ini masih aman," imbuhnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas Gunung Agung dari waspada menjadi siaga atau level tiga terhitung mulai pukul 21.00 WITA, Senin (18/9) berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya.
Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang mencatat gempa vulkanik lebih dari 400 kali dalam 24 jam terakhir. (WDY)