Karangasem (Antaranews Bali) - Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana mengatakan, secara umum aktivitas kegempaan Gunung Agung relatif menurun, apabila dilihat dari jumlah kegempaan yang terhitung sejak enam jam terakhir.
"Hal ini dapat diartikan aktivitas kegempaan Gunung Agung relatif rendah yang mengindikasikan pergerakan magma atau aliran magma ke permukaan lebih mendominasi daripada kegempaan," ujar Devy saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Agung, di Desa Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat.
Ia menerangkan, untuk gempa vulkanik dangkal yang terekam dari seismograf terhitung sebanyak satu kali, dengan amplitudo empat milimeter, dengan durasi 12 detik, sejak Pukul 00.01 Wita hingga Pukul 06.00 Wita. Hal ini mengindikasikan masih ada pergerakan magma untuk bergerak ke atas permukaan kawah, sehingga saat ini kondisi Gunung Agung masih rawan atau memungkinkan untuk erupsi.
"Namun, erupsi yang akan terjadi nanti diperkirakan tidak lebih besar dari skala erupsi yang terjadi seminggu terakhir," katanya.
Dari data satelit termal aktivitas efusi Gunung Agung masih tetap terjadi meskipun dalam lajunya melambat. "Hal ini terekam dari satelit termal atau hotspot yang mengindikasikan material panas di atas kawah masih ada," ujarnya
Oleh karenanya, pihaknya belum bisa menyimpulkan bahwa di kawah Gunung Agung terjadi penyumbatan material panas, karena dari citra satelit terlihat bebatuan pijar mengeluarkan energi 14 megawatt, sehingga masih ada lava yang bergerak naik, meskipun lajunya melambat.
Pihaknya mengimbau kepada warga agar tidak beraktivitas di dalam radius empat kilometer, karena diradius itu masih berpotensi terlanda material vulkanik, jika terjadi erupsi. (ed)
PVMBG: aktivitas Gunung Agung menurun
Jumat, 6 Juli 2018 10:26 WIB