"Tim pemasaran dan penjualan perhotelan ini perlu diasah kemampuannya di tengah persaingan dengan destinasi kompetitor," kata Penasehat Bascomm Gufron di Denpasar, Jumat.
Untuk mendorong sertifikasi tersebut, pihaknya menyepakati kerja sama dengan "Global Hospitality Expert" yang merupakan lembaga mitra resmi lembaga pendidikan dari Amerika Serikat, "American Hotel and Lodging Education Institute".
Lembaga tersebut, kata dia, memegang lisensi pelatihan dan ujian sertifikasi profesi berstandar internasional khusus di bidang perhotelan.
"Dengan adanya sertifikasi tenaga pemasaran dan penjualan hotel di Indonesia khususnya Bali memiliki pengetahuan dan kompetensi internasional," imbuh Gufron yang aktif juga dalam Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung itu.
Apalagi dengan terbukanya pasar barang dan jasa di kawasan Asia Tenggara atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut para pelaku pemasaran khususnya perhotelan itu harus memiliki sertifikasi kompetensi.
Menurut dia, kompetitor di kawasan tersebut di antaranya dari Singapura, Malaysia dan Thailand.
Nantinya dalam sertifikasi tersebut tenaga pemasaran dan penjualan atau yang dikenal dengan "sales dan marketing" itu, lanjut Gufron akan diberikan pelatihan intensif untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta memahami segmentasi pasar dan keterampilan bernegosiasi.
Untuk segmentasi pasar, kata dia, di dunia pariwisata terdapat dua segmentasi di antaranya tradisional atau pangsa pasar yang sudah terbangun sejak lama di antaranya seperti Australia, Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.
Segmentasi kedua yakni pangsa pasar baru yang memiliki potensi mendongkrak kunjungan di antaranya dari China, India dan Timur Tengah.
Sementara itu Kepala Bidang Sertifikasi dan Pelatihan dari Asosiasi General Manajer Hotel Indonesia (IHGMA) Bali Fransiska Handoko mengatakan selama ini tenaga pemasaran dan penjualan perhotelan masih belum memiliki standar sertifikasi.
Sehingga dengan adanya program sertifikasi yang ditargetkan terlaksana akhir tahun 2017 sebagai batu loncatan sekaligus berstandar internasional.
"Sertifikasi ini sebagai yang pertama dalam meningkatkan kompetensi, keterampilan, sikap dan pengetahuan dalam menjalani profesi `sales dan marketing`, " ucap Fransiska yang juga salah satu penasehat Bascomm.
Saat ini, lanjut dia, sertifikasi bertahap akan menyasar sedikitnya 615 anggota Bascomm yang dibentuk sejak empat tahun lalu dengan profesional yang berasal dari sejumlah sektor akomodasi pariwisata di antaranya perhotelan, vila hingga biro perjalanan wisata.
Adanya sertifikasi tersebut, kata dia, juga untuk mendukung upaya pemerintah mendatangkan wisatawan mancanegara hingga 20 juta tahun 2019 yang juga harus didukung tenaga penjualan dan pemasaran yang memiliki kualifikasi.(Dwa)