Semarapura (Antara Bali) - Sekaa Barong Telek Putra Samanjaya mampu menarik ribuan masyarakat dalam memeriahkan pementasan program "Klungkung Menari" di depan Monumen Puputan Klungkung, di Kota Semarapura, Sabtu malam.
Penampilan kelompok kesenian asal Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung itu mengusung lakon "Barong Suari" yang menceritakan tentang menghilangnya Bhatara Giri Putri yang menjelma ke dunia menjadi Dewi Durga, demikian siaran Pers Humas Pemkab Klungkung yang diterima Antara di Denpasar, Senin.
Dalam pementasan yang terbuka untuk umum secara cuma-cuma itu menceritakan, Bhatara Siwa mengutus para Dewata ke dunia untuk membujuk sang Dewi agar mau kembali ke Siwaloka.
Pementasan tersebut diawali dengan penampilan tari Telek. Lakon yang ditarikan dengan bentuk Topeng Putih atau Telek ini menceritakan tentang pengembaraan Dewa Iswara keempat penjuru dunia.
Penampilan tersebut disusul dengan pengembaraan Dewa Brahma ke dunia yang ditarikan dengan bentuk Topeng Bang atau Jauk Penamprat.
Dalam pengembaraan tersebut Dewa Iswara bertemu dengan Dewa Brahma. Namun usaha keduanya yang sama-sama untuk mencari Dewi Durga gagal. Dewa Wisnu pun turut melakukan pengembaraan ke dunia yang digambarkan dalam bentuk Topeng Ireng yang disebut "Banas Pati Raja" dalam perwujudan Barong.
Dalam perjalanannya ke setra (kuburan) Gandamayu, Barong melihat seorang wanita. Wanita ini digambarkan sebagai Rarung yang sedang menggelar ilmu hitam atau menyebar wabah penyakit.
Rarung tersebut ditanya Oleh Barong, namun tidak dijawab karena sedang "Manobrata" untuk mewujudkan ilmu hitamnya. Merasa diabaikan, Barong marah dan terjadi peperangan antara keduanya.
Rarung akhirnya kalah dan meminta bantuan kepada gurunya, Dewi Durga. Berwujud Rangda, Dewi Durga akhirnya keluar dan melanjutkan peperangan yang berakhir dengan kekalahan Barong.
Dalam peperangan tersebut akhirnya sama-sama mengetahui bahwa Rangda merupakan perwujudan dari Dewi Durga (Bhatara Giri Putri) dan Barong perwujudan dari Dewa Wisnu yang diutus untuk mencari Dewi Durga kedunia.
Akhirnya, Barong pun menyampaikan pesan Bhatara Siwa dan berhasil mengajak Dewi Durga kembali ke Siwaloka.
Koordinator pementasan tersebut I Ketut Suarjana menjelaskan, inti dari lakon tersebut adalah "Rwa Bineda", yakni adanya perbuatan baik dan jahat. Menurut Suarjana, pementasan ini tidak menggunakan barong sakral, namun barong duplikat, sehingga tidak berisi "ngunying" atau ngurek. Dengan cerita yang diangkat, diharapkan tidak akan terjadi "kebrebehan" atau malapetaka di dunia dan alam akan tetap aman dan jauh dari marabahaya.
Sekaa Barong Telek Putra Samanjaya, Desa Jumpai beranggotakan sekitar 50 orang. Sebagian anggota khususnya penabuh merupakan anak-anak sekolah.
Sekaa kesenian tersebut rutin melakukan latihan setiap dua hari sekali.
Klungkung Menari merupakan program inovatif Pemkab Klungkung. Program ini mementaskan berbagai kesenian di daerah itu yang tampil setiap akhir pekan diakhir bulan. (WDY)