Denpasar (Antara Bali) - Penutupan ajang "Timeless Indonesia Festival (TIF) 2017" yang diselenggarakan di Pantai Klan, Kabupaten Badung, Bali selama sepekan ditutup dengan pementasan seni dan budaya, yakni tarian Barong dan tari Jauk.
"Kegiatan Timeless Indonesia Festival ini sebagai upaya wujud pelestarian seni dan budaya yang ada sejak zaman kerajaaan Nusantara. Oleh karena itu, kami dalam ajang ini mengundang beberapa pusat kerajaan Nusantara untuk mengisi pementasan seni budaya dan pameran tersebut," kata Ketua Yayasan Konderatu yang sekaligus Panitia Pelaksana TIF 2017 Herlinda Siahaan di Badung, Bali, Jumat (25/8) malam.
Ia mengatakan penampilan seni budaya yang dimiliki kerajaan atau kesultanan bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia maupun wisatawan mancanegara. Oleh karena itu kegiatan ini di pusatkan di Pantai Klan, Bali sebab didaerah ini juga menjadi destinasi wisatawan Nusantara dan asing.
"Kami memilih lokasi penyelenggaraan TIF tersebut di Pantai Klan, karena Pulau Dewata merupakan pintu gerbang wisatawan asing ke Indonesia. Inilah kesempatan kami untuk memperkenalkan budaya Nusantara kepada wisatawan, sehingga mereka akan tertarik berkunjung langsung ke daerah atau kerajaan/kesultanan yang ikutserta berpameran saat ini," ujarnya.
Herlinda Siahaan lebih lanjut mengatakan kegiatan TIF akan terus berlanjut setiap tahun, bahkan sudah menjadi agenda selama lima tahun ke depan menampilkan kesenian dan budaya kerajaan dan kesultanan yang ada di Nusantara.
"Dalama agenda kami, lima tahun ke depan akan secara terus menerus menggelar kegiatan yang akan menampilkan seni budaya dan memamerkan benda-benda pusaka kerajaan tersebut. Karena itu kami bekerja sama dengan pemerintah dan persatuan kerajaan atau kesultanan untuk menyelenggarakan ajang TIF ini," ucapnya.
Sementara itu, Raja Klungkung yang sekaligus sebagai penasehat TIF, Ida Dalem Smaraputra mengatakan kegiatan festival harus ke depannya terus dilanjutkan, karena dengan kegiatan ini akan dikenal di seluruh dunia. Sebab untuk menggenalkan kebudayaan Nusantara ini sangat tepat di Bali, dengan alasan Pulau Dewata menjadi pusat atau tujuan wisata dunia.
"Pagelaran festival dengan menampilkan seni budaya Nusantara dan memamerkan benda-benda pusaka pusat kerajaan tersebut, merupakan salah satu semangat pelestarian dan agar dikenal oleh wisatawan," ucapnya.
Raja Dalem Smaraputra mendukung kegiatan TIF ini, ke depan pihaknya berharap agar lebih baik dan pamerannya juga lebih bagus penataannya, sehingga kunjungan masyarakat maupun wisatawan juga lebih meningkat. Ini juga salah satu kreativitas untuk mendatangkan wisatawan.
"Selama sepekan (19-25 Agustus) cukup banyak wisatawan yang datang ke sini, terlebih penyelenggara TIF bekerja sama dengan biro perjalanan wisatawan. sehingga setiap malam juga ada wisatawan asal Tiongkok untuk makan malam (dinner)," katanya.
Pada kesempatan tersebut pihak panitia juga menyerahkan piagam penghargaan kepada lembaga atau instansi dan perorangan yang dinilai berjasa selama kegiatan TIF. (WDY)
Video oleh I Komang Suparta