Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK) akan menerima gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa) bidang sosiologi agama dengan sub-studi perdamaian dari Universitas Islam Negeei (UIN) Alauddin Makassar, Sulawasi Selatan.
"Jadi, tim promotornya sudah terbentuk, maka kami memohon petunjuk Pak JK kira-kita apa buah pemikiran Pak JK. Tapi, sebelum beliau menyampaikan pemikiran-pemikirannya, kami pun sudah menyampaikan pokok-pokok pikiran," kata Rektor UIN Alauddin Makassar Profesor Dr Musafir Pababbari di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin.
Ia menimpali, "Dan, dari Pak JK sendiri berdasarkan fakta-fakta yang kita lihat selama ini dalam kiprahnya di bidang perdamaian, jadi ini sosiologi agama, sub-temanya adalah studi perdamaian dalam perspektif sosiologi agama.
Penganugerahan gelar tersebut, menurut dia, rencananya akan dilakukan pada akhir Oktober 2017 dan pihaknya telah membentuk tim promotor untuk pencalonan JK.
Menurut Musafir, JK dinilai layak menerima gelar doktor kehormatan di bidang studi perdamaian (peaces studies) karena alasan akademis dan empirik atas upaya yang dia lakukan dalam menyelesaikan berbagai konflik horisontal di Indonesia, antara lain di Aceh dan Poso.
"Pertimbangan akademisnya bahwa Pak JK itu, dia sudah mendahului kajian-kajian akademis yang ada selama ini. Pak JK sudah melakukan penyelesaian konflik dengan pendekatan-pendekatan peace studies, yang orang kan kalau mau damai kan biasanya harus perang, tapi itu kan teori lama," katanya.
Ia mengimbuhi, "Tapi, Pak JK pendekatannya ndak begitu. Pak JK mengatakan kalau mau damai, ya harus didekati dengan pendekatan studi perdamaian."
Sementara itu, ia menyatakan kajian empirik penganugerahan gelar doktor kehormatan didasarkan pada hasil resolusi konflik yang dilakukan JK terbukti ditempuh melalui perundingan damai dan bertahan lama hingga saat ini.
"Alasan empirisnya bahwa di mana-mana resolusi konflik yang ada di Indonesia ini, dia penyelesaiannya menggunakan peace studies. Ada ndak konflik di Indonesia yang didamaikan Pak JK, misalnya, mengerahkan kekuatan militer untuk menyelesaikan itu? Kan tidak ada. Jadi, itu menunjukkan fakta empirisnya dan akademisnya sangat layak untuk diberikan doktor di bidang studi perdamaian," ujarnya.
Selain itu, Musafir menambahkan dari sembilan doktor kehormatan yang diterima JK selama ini belum ada yang terkait bidang sosiologi, oleh karena itu civitas akademika UIN Makassar sepakat untuk memberikan gelar itu kepadanya.
JK sebelumnya telah menerima sembilan gelar doktor kehormatan dari Universitas Teknologi Rajamangala Isan Thailand, Universitas Soka Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Indonesia Depok, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan Universitas Andalas Padang. (WDY)