Bangli (Antara Bali) - Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, Bali menyatakan jumlah warga yang terserang penyakit kulit bersisik semakin bertambah, setelah sebelumnya dua penderita ditemukan di dua desa Kecamatan Kintamani.
"Saat ini sudah 11 bocah yang terkena penyakit kulit bersisik di Bangli, yang sebagian besar berada di Kintamani," kata Kepala Dinas Kesehatan Bangli dr I Gusti Ngurah Rai kepada ANTARA di Bangli, Minggu.
Dia mengatakan, kasus penyakit kulit bersisik atau dalam istilah medis disebut "istiosis" itu, penyebabnya dipengaruhi banyak faktor.
Faktor yang lebih dominan menyangkut masalah genetik atau keturunan, tambahnya, selain itu lingkungan dan cuaca yang dingin juga menyebabkan penyebaran penyakit itu.
"Upaya penyembuhan hanya berupa mengurangi rasa sakit saja, karena jenis penyakit itu belum ada obatnya, sehingga penderita akan mengalami sakit yang sangat lama dan tingkat kesembuhannya relatif kecil," ucapnya.
Dia mengimbau kepada para penderita untuk selalu menjaga kebersihan tubuh, termasuk tingkat kelembaban badan yang tidak mudah kering. Penderita disarankan mandi dengan air hangat dan menggunakan pelembab yang tidak mengandung alkohol.
Sebelumnya, kasus penyakit kulit bersisik ditemukan di Desa Suter dan Desa Abang Batudinding, Kintamani, Kabupaten Bangli.
I Ketut Adi Saputra (4), merupakan salah seorang penderita asal Dusun Munduk Wani, Suter. Dia adalah putra bungsu dari pasangan I Nengah Arnata dengan Ni Ketut Cindri.
Bocah tersebut hampir sekujur tubuhnya seperti melepuh dan kering bak bekas terbakar. Karena penyakitnya itu, jari-jemari tangan dan kakinya justru menyatu seperti kaki bebek.
Pantauan di rumahnya, sesekali Ketut Adi tampak meringis menahan rasa sakit yang amat sangat. Meski usianya sudah empat tahun, namun belum juga bisa berdiri dan berjalan.
"Kalau sakitnya kumat, anak saya biasanya merasakan panas dan gatal-gatal pada seluruh badannya," ungkap Nengah Arnata, orang tua penderita.
Sementara kondisi yang sama terlihat pada penderita lainnya, Komang Gentos, yang juga masih anak-anak. Meski mengalami penderitaan sejak lahir, namun anak dari pasangan Ni Nengah Darmini dengan I Wayan Wirawan itu bertekad untuk bisa bersekolah.(*)