Jakarta (Antara Bali) - Wakil Ketua Dewan Direktur Center for Strategic and International Studies (CSIS) Djisman Simanjuntak mengatakan Indonesia dapat menempuh jalur diplomatik untuk menyelesaikan tudingan Presiden Trump yang menilai Indonesia salah satu negara curang dalam perdagangan.
"Ada baiknya Indonesia menempuh jalur diplomatik di antara hubungan bilateral kedua negara. Saat kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat MIke Pence ke Indonesia, kita bisa memanfaatkan hal tersebut," ujar Prof Djisman Simanjuntak di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, apabila jalan diplomatik tetap menuai kegagalan, maka pemerintah dapat menyeret AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) untuk membuktikan kecurangan yang dialamatkan kepada Indonesia.
"Kita harus mempersiapkan diri dengan baik, apabila membawa AS ke WTO," tegas dia.
Rektor Universitas Prasetya Mulya tersebut menilai Presiden Trump sedikit menjauh dari janjinya saat kampanye sebagai calon presiden.
"Trump akan melihat realitas dunia dalam membuat kebijakan untuk Amerika Serikat," kata dia.
Kebijakan Trump seperti proteksionisme, antiimigran dan sebagainya belum pasti akan direalisasikan sepenuhnya.
Pada Senin (3/4), Kementerian Dalam Negeri AS mengeluarkan daftar 16 ekonomi yang dirasa memiliki hubungan perdagangan tidak seimbang dengan Negeri Paman Sam. Dalam daftar tersebut, perdagangan AS defisit paling besar terhadap Cina sebesar 347 miliar dolar AS diikuti berturut-turut Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, dan Taiwan. Indonesia pun berada pada urutan 15 diikuti Kanada dengan surplus perdagangan sebesar 11 miliar dolar AS. (WDY)