Cirebon (Antara Bali) - PT Pertamina (Persero) menggencarkan akuisisi aset blok minyak dan gas (migas) di luar negeri yang diperkirakan mampu menyumbang 33 persen target produksi sehingga target perusahaan di sektor hulu tercapai.
"Untuk merealisasikan target produksi 1,9 juta barel oil equivalen per day (BOEPD) pada 2025 dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional, Pertamina akan menggencarkan akusisi aset migas di dalam dan di luar negeri," kata Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam dalam media gathering di Cirebon, Senin.
Syamsu mengatakan saat ini Pertamina telah memiliki blok-blok yang berprodukai di 12 negara, tiga di antaranya yang sudah berproduksi lebih dulu, yaitu Aljazair, Irak dan Malaysia, serta tambahan tiga blok produksi di Nigeria, Tanzania dan Gabon.
"Jadi sekarang kita bersyukur Pertamina ada di 12 negara," ungkapnya.
Pertamina juga tengah menyiapkan pengelolaan delapan blok terminasi tahun 2018 yang telah diserahkan pemerintah kepada Pertamina, termasuk di dalamnya di Sanga Sanga, Kalimantan Timur dan OSES.
Optimalisasi aset juga akan dilakukan di berbagai proyek domestik, seperti proyek PHE WMO Integration, Pengeboran Parang Nunukan, Pengeboran Randugunting, Optimalisasi peningkatan cadangan minyak (enhanced oil recovery/EOR) di sumur tua.
Optimalisasi aset ini untuk meningkatkan produksi migas agar target perusahaan di sektor hulu tercapai.
Indonesia yang kini menduduki peringkat ke 16 negara dengan produk domestik bruto (PDB) tertinggi, yakni 941 miliar dolar AS, ditargetkan menduduki peringkat keempat pada 2050 setelah Tiongkok, Amerika Serikat dan India dengan proyeksi PDB atau gross domestic product (GDP) sebesar 15,432 miliar dolar AS.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut, Syamsu menilai Indonesia membutuhkan dukungan energi secara maksimal.
Ia menilai kebutuhan energi nasional jauh lebih dari cukup. Pada 2015, produksi energi nasional 354 juta ton equivalen minyak, yang terdiri 271 juta ton batubara dan selebihnya 113 juta ton minyak, gas dan energi terbarukan.
Di tengah tingginya konsumsi Migas, produksi migas nasional terus merosot, seiring makin menipisnya cadangan yang dimiliki.
Meski Indonesia memiliki 60 cekungan, cadangan minyak Indonesia saat ini berada di urutan 26 dunia, sekitar 4 miliar barel. Hal yang sama dengan cadangan gas Indonesia di urutan ke 14 dengan cadangan 100 TCF.
Langkah Pertamina mengelola blok migas di luar negeri (overseas) untuk memperkuat cadangan dan produksi nasional mengingat hasil produksi migas di overseas itu akan dibawa pulang untuk diolah di kilang-kilang yang ada di Indonesia dan memenuhi konsumsi BBM domestik. (WDY)