Denpasar (Antara Bali) - Pejabat Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar mengatakan amnesti pajak turut mendongrak pertumbuhan investor pasar modal di Bali yang mencapai 8.796 orang pada Februari 2017 atau naik hampir empat persen jika dibandingkan posisi Desember 2016.
"Pengaruh kebijakan pengampunan pajak juga ikut mempengaruhi pertumbuhan investor, sehingga otomatis biaya proyek pemerintah dan perusahaan makin bagus," kata Kepala BEI Denpasar I Gusti Agung Alit Nityaryana di Denpasar, Kamis.
Menurut Alit, pada Desember 2016 jumlah investor pasar modal di Bali mencapai 8.499 orang dan pertumbuhan pada Februari ini tergolong tinggi sejak tahun 2010.
Untuk produk, Alit menjelaskan saham sektor perbankan banyak diminati para investor.
Jumlah investor itu masih didominasi di kawasan Denpasar mencapai 5.165 orang atau naik dari Desember 2016 yang mencapai 5.014 orang.
Disusul Kabupaten Badung mencapai 1.429 orang naik dari 2016 mencapai 1.369 orang, Gianyar 536 orang naik dari 519 orang, Tabanan 499 orang naik dari 477 orang, Buleleng 481 orang naik dari 467 orang dan Jembrana dari 183 orang pada 2016 naik menjadi 208 orang.
Kabupaten lainnya di Bali juga mengalami kenaikan, seperti Karangasem naik menjadi 195 orang, Klungkung 191 orang dan Bangli 92 orang.
Sedangkan berdasarkan data jumlah rekening efek di Bali sesuai subrekening efek (SRE), Alit mengatakan jumlah rekening hingga Februari 2017 juga mengalami peningkatan dari akhir Desember 2016 mencapai 10.158 SRE dan saat ini menembus 10.461 SRE.
Sebagian besar pemegang SRE berada di Denpasar mencapai 6.336 rekening, Badung (1.668), Gianyar (605), Tabanan (549), Buleleng (510) dan sisanya Jembrana (234), Karangasem (226), Klungkung (216) dan Bangli (103).
Alit optimis peningkatan jumlah investor di Bali semakin positif karena pertumbuhan fundamental ekonomi makin bagus sehingga investor lebih yakin berivestasi di pasar modal.
BEI Denpasar menargetkan tahun 2017 total investor di Bali mencapai 13 ribu orang atau tumbuh sekitar tiga ribu orang dibandingkan tahun 2016 dengan nilai transaksi diharapkan mencapai Rp7 triliun.
Direktorat Jenderal Pajak menyebutkan hingga 21 Maret 2017 jumlah uang tebusan secara nasional mencapai Rp106,3 trilun dengan total pernyataan harta (SPH) mencapai 796.382 SPH.
Sedangkan di Bali jumlah uang tebusan hingga 21 Maret 2017, mencap[ai Rp1,02 triliun dengan SPH mencapai 24.433, repatriasi mencap[ai Rp266 miliar, deklarasi luar negeri Rp2,9 triliun, deklarasi dalam negeri Rp51,5 triliun dan total harta mencapai Rp54,7 triliun. (WDY)