"Pajak merupakan elemen penting untuk pembiayaan roda pemerintahan mengingat peranan pajak di APBN sekitar 75 persen," kata Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah DJP Bali Cucu Supriatna ketika membuka "Pajak Bertutur" di Kampus Universitas Udayana (Unud) di Denpasar, Jumat.
Menurut Cucu, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri khususnya terkait sosialisasi dan edukasi pajak namun memerlukan partisipasi masyarakat termasuk kalangan akademisi.
Cucu mengharapkan program pajak bertutur dapat disebarluaskan kembali oleh para pelajar kepada pelajar lain setelah mereka mendapatkan pemahaman terkait pentingnya pajak bagi kesejahteraan rakyat.
Pajak Bertutur yang digelar di aula gedung Pascasarjana Unud itu dihadiri perwakilan kampus dan ratusan mahasiswa sarjana serta diploma dari Fakultas Ekonomi setempat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum yang disiarkan secara langsung melalui "video conference" dari Kantor Pusat DJP di Jakarta.
Dalam kuliah umum itu, Sri Mulyani memaparkan pentingnya penerimaan pajak dalam pendanaan berbagai program untuk kepentingan bersama di antaranya pendidikan, pelayanan kesehatan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur.
Menteri Keuangan mengajak para mahasiswa dalam menyebarluaskan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya pajak serta menjadi pembayar pajak yang patuh setelah memasuki dunia kerja.
"Bayar pajak untuk membuat Indonesia raya," ucap Sri Mulyani menutup kuliah umumnya.
Kuliah umum tersebut digelar serentak di seluruh Indonesia dan terhubung langsung melalui "video conference" di 11 lokasi.
Di Bali, pajak bertutur digelar di 35 sekolah dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi yakni Kabupaten Buleleng dua SMA, Bangli (2), Klungkung (2),Gianyar (3), Tabanan (2) SMA dan SMK, Jembrana (2) SMA dan SMK serta (2) SMP, Badung (3) SMP dan SMA (4).
Seorang peserta Mahasiswi Unud Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Purni Utari mengaku sudah mendapatkan materi perpajakan sejak SMP namun hal tersebut sebagian besar masih teori.
Begitu pula saat di bangku kuliah belum mendapatkan materi perpajakan karena saat ini baru menginjak semester tiga meskipun nantinya akan mendapatkan materi tersebut pada semester mendatang.
"Edukasi ini memberikan saya lebih banyak pemahaman dari penggunaan pajak yang sangat bermanfaat bagi pembangunan termasuk juga pendidikan," katanya.
Pajak bertutur di Denpasar digelar di tiga perguruan tinggi Universitas Udayana, Universitas Mahasaraswati dan Universitas Hindu Indonesia, SD (4), SMP (3) dan SMA (3) dengan total tenaga pengajar keseluruhan mencapai 215 orang pegawai DJP Bali.
Rangkaian kegiatan pajak bertutur merupakan bagian dari upaya DJP dalam meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat melalui inklusi kesadaran pajak dalam pendidikan formal.
Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, DJP mengembangkan materi literasi pajak termasuk baham ajar yang dapat diunduh edukasi.pajak.go.id.
Dalam waktu dekat, DJP akan melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis materi kesadaran pajak kepada para dosen dan guru serta pegawai di masing-masing instansi yang terlibat dalam program kesadaran pajak.(Dwa)