Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika beserta jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) menghadiri ritual "Tawur Agung Kesanga" yang dipusatkan di pelataran Pura Agung Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin.
Ritual keagamaan di pura terbesar di Indonesia tersebut dipimpin tiga rohaniawan Hindu, yakni Ida Pedanda Gde Wayan Tianyar dan Ida Pedanda Dwija Nugraha dari Karangasem serta Ida Resi Dantem dari Tumbak Bayuh, Kabupaten Badung.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr. I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan kegiatan ritual Tawur Agung Kesanga yang dilaksanakan sehari menjelang perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1939 itu berlangsung secara berjenjang, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga tingkatan rumah tangga.
"Kegiatan ritual yang dilakukan secara serentak di seluruh desa adat (pakraman) di Pulau Dewata itu bertujuan menyucikan alam semesta beserta isinya, meningkatkan hubungan dan keharmonisan antar-sesama manusia, manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhan (Tri Hita Karana)," katanya.
Menurut Sudiana yang juga dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar itu, kegiatan ritual keagamaan tersebut bertujuan memohon kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi) diberikan keharmonisan lahir dan batin.
"Kita berharap kepada Tuhan agar diberi keselamatan lahir dan batin, karena itu umat Hindu di Nusantara melaksanakan Tawur Agung Kesanga," ujarnya.
Sudiana juga mengatakan kegiatan ini secara serentak juga dilakukan pada masing-masing rumah tangga, sehingga keharmonisan pada masing-masing keluarga dan lingkungan tetap terjaga yang akhirnya menjadi kekuatan untuk mencapai kedamaian sesama manusia.
Ritual keagamaan Tawur Agung Kesanga di pelataran Pura Besakih tersebut juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry, Bupati Karangasem Gusti Ayu Mas Sumantri, dan pejabat Kabupaten Karangasem, serta masyarakat yang datang dari pelosok pedesaan.
Dalam evaluasi setahun kepemimpinannya (17/2), Bupati Karangasem Gusti Ayu Mas Sumantri menegaskan bahwa Karangasem secara umum berpotensi sebagai "sentra spirit of Bali".
"Itu karena di sini ada Pura Besakih, karena itu jangan mencari senang di Karangasem, tapi carilah tenang di sini," kata bupati wanita pertama dari kabupaten yang berjarak sekitar 65 kilometer dari Kota Denpasar itu.
Meski berpotensi untuk tempat mencari ketenangan, ia mengatakan Karangasem juga memiliki potensi ekonomi yang berbeda pada setiap kecamatan, seperti salak, mente, tirta gande, taman ujung, puri indah, kain songket, batu tabas, bunga abadi dan tanah suci, pelabuhan rakyat, tembagapura, dan sebagainya. (WDY)