Denpasar (Antara Bali) - Budayawan Bali I Wayan Geriya menilai program Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Wali Kota I GN Jaya Negara dengan program nasional dari Presiden Joko Widodo dalam persoalan menjadikan seni budaya sebagai kekuatan ekonomi itu sangat "match" (ada keterkaitan).
"Keinginan Presiden Jokowi itu tak terlepas dari melihat bahwa kekayaan seni budaya seperti tari-tarian, benda budaya, kuliner dan tempat wisata yang berpotensi untuk digali lebih dalam dan dipromosikan lebih luas," katanya di Denpasar, Senin.
Bahkan, Jokowi membandingkan bahwa negara lain di dunia tidak memiliki ribuan jenis seni budaya seperti yang Indonesia miliki, sehingga hal itu dianggap sebagai kekuatan Indonesia.
"Itu match dengan program Rai Mantra dalam bidang Ekonomi Kreatif, Kota Pusaka dan Kota Cerdas sesuai visi dan misi Padmaksara atau delapan langkah baru membangun Denpasar," katanya.
Ia menjelaskan Visi dan Misi Padmaksara (delapan langkah baru membangun Denpasar) meliputi tata kelola ke pemerintahan yang baik, memperkuat kelembagaan pelatihan SDM, penegakan supremasi hukum, dan menguatkan jatidiri masyarakat berdasarkan kebudayaan Bali.
Selanjutnya, mengupayakan potensi pemerintah Kota Denpasar guna memberdayakan masyarakat berlandaskan kearifan lokal menuju Heritage City, meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju kebahagiaan, membangun partisipasi masyarakat sebagai agen perubahan serta mengembangkan ekonomi kreatif.
"Dari visi dan misi itu sangat match dengan program Nasional, yang dicanangkan Wali Kota Rai Mantra lewat pembangunan kota berwawasan budaya dengan aplikasi program yang sangat jauh kedepan, yakni berfokus pada budaya, berfokus pada ekonomi kreatif dan berfokus kepada kota cerdas," katanya.
Dalam tataran ekonomi kreatif meliputi 16 kelompok yang ada terdapat beberapa bagian menjadi keunggulan budaya Denpasar yang mampu diberdayakan dan mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat.
Contohnya, seperti seni pertunjukan, kerajinan bahkan sampai piranti lunak komputer, serta game yang berakar dari seni budaya lokal Denpasar, sehingga dalam kerangka memajukan bangsa dan Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali yang jelas telah berorientasi pada kemajuan ekonomi kerakyatan.
Selain Kota Kreatif, Denpasar saat ini juga telah berkembang pada Kota Pusaka dan Kota Cerdas. Dalam tataran Kota Pusaka memiliki akar beragam seni serta semua warisan budaya dunia yang jatuh di Bali terdapat pula di Kota Denpasar seperti keris, wayang, sistem subak, dan sembilan seni tari wali dan bebalihan ada di Denpasar.
Apabila hal ini dipadukan dalam kota cerdas yang bergerak berbasis teknologi seperti online, Android, e-planning yang mampu terpadu dalam kota pusaka, kota kreatif, dan kota cerdas.
"Program Rai Mantra itu telah membawa Denpasar dengan perolehan prestasi tingkat Nasional yang meliputi bidang pariwisata, penataan transportrasi darat dengan diraihnya Piala Wahana Tata Nugraha Kencana, dan di bidang lingkungan, sehingga banyak peluang bagi masyarakat dalam pengembangan ekonomi kreatif yang berimbas pada keterbukaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat," katanya.
Wayan Geriya mengharapkan Denpasar secara konseptual sangat holistik dan kokoh dengan penerapan aplikasi dalam mewujudkan program nyata kepuasan kepada masyarakat dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 82,24, indeks kesejahteraan dan indeks kebahagian.
"Mewujudkan hal tersebut secara nyata, baik melibatkan masyarakat, peningkatan birokrasi lewat pelatihan dalam peningkatan SDM, serta yang terpenting peningkatan komunitas kreatif masyarakat melalui Badan Kreatif Denpasar," katanya.
Namun, hal yang juga tak kalah penting dari berbagai indeks prestasi adalah kepuasan masyarakat Kota Denpasar. "Ini sangat match sekali antara program Nasional dengan apa yang diaplikasikan Wali Kota Rai Mantra di Kota Denpasar," ujarnya. (WDY)
Budayawan: Program Rai Mantra-Jokowi "Match" Soal Budaya
Senin, 6 Februari 2017 12:19 WIB