Mangupura (Antara Bali) - Dinas Perikanan Kabupaten Badung, Bali, menyatakan telah memberikan bantuan kepada sejumlah kelompok nelayan di daerah itu secara berkelanjutan dalam bentuk alat tangkap yang ramah lingkungan.
"Pemkab Badung melalui Dinas Perikanan sudah membantu kelompok nelayan menyiapkan alat tangkap sesuai kebutuhan, seperti jaring klitik dan jaring gillnet," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung I Made Badra di Mangupura, Kamis.
Ia menegaskan sejauh ini masyarakat pesisir yang sehari-hari bekerja mencari ikan di laut, sudah tidak lagi menggunakan alat tangkap pukat hela. Nelayan yang ada di Tanjung Benoa dan Nelayan Kedonganan sudah menggunakan alat tangkap jenis itu.
I Made Badra menjelaskan alat tangkap jaring klitik atau jaring udang lobster itu memiliki mata kail yang banyak dan mampu menangkap udang lobster. Sedangkan jaring gillnet berfungsi penangkapan ikan jenis tongkol, kenyar, layur, layang semua jenis ikan permukaan perairan.
Ia mengatakan alat tangkap jaring klitik merupakan alat tangkap ramah lingkungan yang tidak merusak ekosistem ikan yang masih kecil dan sesuai jenis penangkapan ikan yang dibutuhkan.
"Untuk alat tangkap dan sarana prasarana untuk nelayan di Badung yang sesuai arahan pemerintah pusat dan kita sudah sosialisasikan kepada nelayan," katanya.
Hal itu telah diatur dalam Perda Nomor 8 Tahun 2016 tentang pemberdayaan nelayan dan budidaya ikan kecil yang ada di Kabupaten Badung.
"Dari Perda ini kita bentuk legal standing untuk memberikan bantuan sarana dan prasarana alat tangkap yang ramah lingkungan ini," katanya.
Perda itu, kata dia, juga mengatur tentang bagaimana membentuk kelompok usaha bersama, permodalan, pertumbuhan kelompok dan pembinaan nelayan.
Ia mengatakan Pemkab Badung melalui Dinas Perikanan secara berkesinambungan memberikan bantuan itu untuk nelayan.
Selain itu, bantuan yang telah diterima nelayan dari pemerintah pusat yakni kapal Inkamina 30 GT sebanyak dua unit yang diberikan kepada kelompok nelayan.
Ia mengatakan bantuan kapal itu lengkap dengan peralatannya seperti jaring tangkap GPS, Fishfinder dan lainnya. Selain itu, bantuan untuk nelayan diberikan Pemkab Badung dengan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan di Tanjung Benoa, dimana bahan bakarnya ini disubsidi pemerintah pusat sebesar 400 kiloliter (kl).
"Bahan bakar yang disubsidi pemerintah pusat untuk nelayan ini hanya cukup tiga minggu," ujarnya.
Namun saat musim panen ikan berlangsung, bahan bakar bersibusidi untuk nelayan itu hanya mencukupi dalam kurun waktu dua minggu.
Oleh sebab itu, Pemkab Badung akan memperjuangkan kenaikan dengan meminta kepada Pertamina atau Hiswana Migas dan Ditjen Migas agar kuota bahan bakar ditambah menjadi 200 kl.
"Ke depan kami menerapkan konsep pelestarian ekosistem laut agar ikan yang ditangkap nelayan juga berlimpah," ujarnya. (WDY)
Dinas Perikanan Badung Bantu Nelayan Alat Tangkap
Kamis, 2 Februari 2017 13:44 WIB