Denpasar (Antara Bali) - Bank Mandiri Taspen Pos (Mantap) menargetkan pertumbuhan aset hingga Rp16 triliun tahun 2017 atau lebih dari 50 persen dibandingkan tahun 2016 dengan upaya perluasan jaringan dan penambahan layanan nasabah.
"Mudah-mudahan akhir tahun ini aset bisa tumbuh Rp15 hingga Rp16 triliun agar bisa masuk ke jajaran bank yang disegani," kata Direktur Utama Bank Mantap Nixon L.P. Napitupulu ditemui pada pembukaan Festival Mantap Indonesia di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu.
Menurut Nixon, meski baru berusia sangat muda yakni dua tahun, namun bank bentukan tiga BUMN (Bank Mandiri, Taspen dan Pos) tersebut saat ini sudah memiliki 126 kantor cabang yang tersebar di 21 kota mulai dari Aceh hingga Manado dan berkantor pusat di Denpasar, Bali.
Tahun ini pihaknya juga berencana membuka cabang di Papua dan menargetkan akan hadir di lebih dari 30 provinsi di Tanah Air.
Selain memperluas jaringan, lanjut Nixon, pihaknya juga memperluas layanan pensiunan dengan Asabri sehingga tidak hanya melayani pensiunan dari latar belakang PNS tetapi juga TNI dan Polri, disamping bekerja sama dengan BUMN lain untuk menggarap pensiunan.
Bank yang resmi berganti nama dari Bank Sinar Harapan Bali menjadi Bank Mantap per 7 Agustus 2015 itu juga menjalin kerja sama dengan Bank Mandiri untuk mengelola dana nasabah bank besar tersebut karena suku bunga deposito yang lebih menarik di bank yang berkantor pusat di Jalan Melati Denpasar tersebut.
Tidak hanya itu sistem pembayaran elektronik yang mulai dikembangkan seperti sudah memiliki jaringan ATM Bersama, pemanfaatan fasilitas mesin EDC hingga "mobile banking" diharapkan turut mendongkrak target pertumbuhan aset tersebut.
"Jadi kami yakin dari sisi `funding` bisa mendukung Rp15 hingga Rp16 triliun tahun ini," imbuhnya seraya menambahkan bahwa pihaknya berani menargetkan pertumbuhan aset Rp20 triliun tahun mendatang.
Sementara itu kinerja pertumbuhan aset selama tahun 2016, Bank Mantap mencatat kinerja yang positif yakni tumbuh 169 persen dibandingkan tahun 2015 mencapai Rp7,39 triliun. (DWA)